Tensi Politik di India Memanas, Pendukung Parpol Baku Tembak
SULSELSATU.com, INDIA – Konsetelasi politik di India memanas. Pendukung panatik dua partai politik di Benggala Barat baku tembak hingga menewaskan empat orang.
Melansir AFP, pendukung yang terlibat aksi tembak-menembak tersebut adalah dari Partai Bharatiya Janata (BJP) dan rivalnya Partai Trimanool. BJP merupakan partai sayap kanan di negara tersebut. Empat orang yang tewas masing-masing tiga dari BPJ dan satu lainnya dari Trimanool.
AFP melaporkan setidaknya 18 orang dilaporkan terluka dalam bentrokan yang meletus sejak Sabtu (8/6) itu. Bentrokan itu merupakan buntut dari kampanye agresif yang dilancarkan PM Narendra Modi dan Partai Bharatiya Janata (BJP) untuk memenangkan kursi parlemen tahun lalu.
“Tiga orang meninggal merupakan kader BJP, sementara lainnya merupakan pendukung partai Trinamool,” ujar kepolisian.
Berdasarkan kesaksian penduduk setempat, bentrokan antara kedua pendukung partai itu bermula dari pertemuan singkat Partai Trinamool di sebuah pasar di Hatgacha. Banyak kader Partai BJP yang juga hadir di sana. Setelah perang kata-kata, bentrokan yang berujung baku tembak itu pun terjadi.
BJP mengklaim pendukung Trinamool yang pertama kali melepaskan tembakan. Sedangkan Partai Trinamool mengklaim BJP yang pertama kali mencabut pistol.
Menteri senior yang merupakan kader dari Partai Trinamool, Jyotipriyo Mullick mengatakan, “Ketika Qayum Mollah sedang dalam perjalanan untuk menghadiri pertemuan partai, ia pada awalnya dibuntuti. Ketika ia berhasil membebaskan dirinya, ia ditembak mati. BJP berusaha merusak atmosfer dan mengganggu perdamaian di Kabupaten.”
Menteri Benggala dan Trinamool yang bertanggung jawab atas 24 wilayah Pargana Utara itu menyalahkan BJP atas kematian Qayum Mollah dan mengatakan bahwa preman BJP membunuhnya.
Namun, keterangan Mullick dibantah oleh pimpinan Partai BJP lokal, Mukul Roy. Roy balik menuding kadernya ditembak mati oleh pendukung Trinamool.
“Tiga kader BJP ditembak mati oleh preman TMC di Sandeshkhali, Benggala Barat.”
Editor: Hendra Wijaya
Cek berita dan artikel yang lain di Google News