SULSELSATU.com, JAKARTA – Sebuah badan indpenden milik pemerintah Amerika Serikat (AS), Overseas Private Investment Corporation (OPIC) melirik sejumlah proyek investasi di Tanah Air.
Proyek-proyek tersebut seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) hingga Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta.
Dilansir CNNIndonesia, Senin (24/6/2019), Kepala Staf OPIC Eric Jones membenarkan hal itu. Bahkan, proyek PLTS sudah dilelang oleh PT PLN (Persero) dan sukses dimenangkan oleh salah satu perusahaan asal AS. Salah satunya berlokasi di Bali.
Baca Juga : Masyarakat Sulsel Semakin Melek Investasi, Jumlah SID Naik 29,62 Persen Posisi September 2024
“Kami akan mengumumkannya sebentar lagi. Memang, kami akan mendanai beberapa proyek PLTS di Indonesia,” ujarnya di Kediaman Duta Besar AS, tanpa merinci nama investor tersebut, Senin (24/6).
Bagi OPIC, ia menuturkan pendanaan proyek pembangkit listrik Energi Baru Terbarukan (EBT) bukanlah barang baru. Tahun lalu, OPIC juga mendanai US$120 juta untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap di Sulawesi Selatan dengan kapasitas 75 Megawatt (MW).
Pembangunan PLTS itu, Jones menyebutkan dilakukan oleh UPC Renewables, yang juga merupakan perusahaan asal AS.
Baca Juga : AMBF x SSIF 2024 Hadirkan 30 Exhibitor dengan Target Total Transaksi Rp9,5 Triliun
Namun, ia menegaskan pendanaan yang dilakukan OPIC tidak hanya terbatas pada pembangkit EBT semata.
OPIC juga melakukan pendanaan untuk dua Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dan satu unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Paiton yang dikelola oleh PT Paiton Energy.
“Kami tidak hanya terbatas di pembangkit EBT saja, tapi juga seluruh spektrum energi,” jelas Jones.
Baca Juga : BRI Hadirkan Kemudahan Investasi Sukuk Tabungan ST013 Melalui BRImo
Selain energi, ia mengatakan bahwa sektor tujuan investasi OPIC juga bergerak di sektor infrastruktur dasar lainnya, seperti pelabuhan, jasa kesehatan, dan konektivitas logistik dan telekomunikasi.
Rencananya, OPIC juga akan mendanai proyek bandwidth untuk memperlancar koneksi internet di Indonesia dan Asia Tenggara, termasuk pendanaan untuk proyek Mass Rapid Transit (MRT).
Managing Director OPIC Asia Pacific Geoffrey Tan mengatakan OPIC pernah mengunjungi proyek MRT fase I. Namun, saat itu belum ada pembicaraan lebih khusus terkait pembangunan MRT fase II.
Baca Juga : PT Vale dan GEM Kolaborasi Strategis Investasi Produksi Nikel Net-Zero, Disaksikan Presiden Prabowo Subianto
Hanya saja, MRT adalah proyek Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Sementara, OPIC terbatas hanya mendanai investasi swasta murni. Karenanya, pihaknya masih akan mengkaji jenis kerja sama di proyek MRT sebelum benar-benar terjun ke pendanaan.
“Tapi, kami tertarik dengan proyek tersebut,” tutur Jones.
Sebelumnya, pemerintah provinsi DKI Jakarta telah menerima dana sebesar Rp9 triliun dari Japan International Cooperation Agency (JICA) melalui Kementerian Keuangan untuk pembangunan MRT fase kedua.
Baca Juga : Harga Emas Naik, Pegadaian Kanwil Makassar Gelar Bazar Emas dengan Harga Lebih Murah
Sekadar informasi, OPIC merupakan sebuah lembaga mandiri pemerintah AS untuk mendukung pendanaan investasi perusahaan AS di negara berkembang yang didirikan sejak 1971 dan beroperasi di 160 negara. Hingga 2019, pendanaan OPIC di kawasan Indo Pacific mencapai US$3,1 miliar sebanyak 75 proyek.
Editor: Hendra Wijaya
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar