Perusahaan Asal AS Lirik Sejumlah Proyek Investasi di RI

Perusahaan Asal AS Lirik Sejumlah Proyek Investasi di RI

SULSELSATU.com, JAKARTA – Sebuah badan indpenden milik pemerintah Amerika Serikat (AS), Overseas Private Investment Corporation (OPIC) melirik sejumlah proyek investasi di Tanah Air.

Proyek-proyek tersebut seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) hingga Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta.

Dilansir CNNIndonesia, Senin (24/6/2019), Kepala Staf OPIC Eric Jones membenarkan hal itu. Bahkan, proyek PLTS sudah dilelang oleh PT PLN (Persero) dan sukses dimenangkan oleh salah satu perusahaan asal AS. Salah satunya berlokasi di Bali.

“Kami akan mengumumkannya sebentar lagi. Memang, kami akan mendanai beberapa proyek PLTS di Indonesia,” ujarnya di Kediaman Duta Besar AS, tanpa merinci nama investor tersebut, Senin (24/6).

Bagi OPIC, ia menuturkan pendanaan proyek pembangkit listrik Energi Baru Terbarukan (EBT) bukanlah barang baru. Tahun lalu, OPIC juga mendanai US$120 juta untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap di Sulawesi Selatan dengan kapasitas 75 Megawatt (MW).

Pembangunan PLTS itu, Jones menyebutkan dilakukan oleh UPC Renewables, yang juga merupakan perusahaan asal AS.

Namun, ia menegaskan pendanaan yang dilakukan OPIC tidak hanya terbatas pada pembangkit EBT semata.

OPIC juga melakukan pendanaan untuk dua Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dan satu unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Paiton yang dikelola oleh PT Paiton Energy.

“Kami tidak hanya terbatas di pembangkit EBT saja, tapi juga seluruh spektrum energi,” jelas Jones.

Selain energi, ia mengatakan bahwa sektor tujuan investasi OPIC juga bergerak di sektor infrastruktur dasar lainnya, seperti pelabuhan, jasa kesehatan, dan konektivitas logistik dan telekomunikasi.

Rencananya, OPIC juga akan mendanai proyek bandwidth untuk memperlancar koneksi internet di Indonesia dan Asia Tenggara, termasuk pendanaan untuk proyek Mass Rapid Transit (MRT).

Managing Director OPIC Asia Pacific Geoffrey Tan mengatakan OPIC pernah mengunjungi proyek MRT fase I. Namun, saat itu belum ada pembicaraan lebih khusus terkait pembangunan MRT fase II.

Hanya saja, MRT adalah proyek Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Sementara, OPIC terbatas hanya mendanai investasi swasta murni. Karenanya, pihaknya masih akan mengkaji jenis kerja sama di proyek MRT sebelum benar-benar terjun ke pendanaan.

“Tapi, kami tertarik dengan proyek tersebut,” tutur Jones.

Sebelumnya, pemerintah provinsi DKI Jakarta telah menerima dana sebesar Rp9 triliun dari Japan International Cooperation Agency (JICA) melalui Kementerian Keuangan untuk pembangunan MRT fase kedua.

Sekadar informasi, OPIC merupakan sebuah lembaga mandiri pemerintah AS untuk mendukung pendanaan investasi perusahaan AS di negara berkembang yang didirikan sejak 1971 dan beroperasi di 160 negara. Hingga 2019, pendanaan OPIC di kawasan Indo Pacific mencapai US$3,1 miliar sebanyak 75 proyek.

Editor: Hendra Wijaya

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Berita Terkait
Baca Juga