Logo Sulselsatu

Pakar Ekonomi: Perlu Perubahan Paradigma untuk Atasi Kesenjangan

Asrul
Asrul

Sabtu, 27 Juli 2019 12:57

(Dok. Dompet Dhuafa)
(Dok. Dompet Dhuafa)

SULSELSATU.com, JAKARTA – Pakar Ekonomi Islam Universitas Indonesia, Banu Muhammad menyebut perlu ada perubahan paradigma untuk mengatasi ketimpangan ekonomi di Indonesia. Hal itu ia sampaikan dalam Diskusi Produktif yang digelar oleh Pusat Sumber Belajar Dompet Dhuafa Pendidikan (PSB DD Pendidikan) di Kemang, Bogor, Kamis (24/7/2019)

“Perubahan paradigma atau shifting paradigm harus dilakukan. Apa saja paradigma yang harus diubah? Kembali ke agama dengan memperbaiki kualitas manusia, ber-Islam secara kafah, memperbaiki tata kelola ekonomi dan menegakkan perintah agama,” kata Banu, dalam siaran pers yang diterima sulselsatu.com, Sabtu (27/7/2019).

Banu menilai sistem ekonomi dunia saat ini sangat sekuler. Menurut Banu, tujuan utama aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh mayoritas masyarakat dunia adalah memenuhi self interest. Self interest tersebut menjadi identik dengan shelfishness di mana keuntungan personal menjadi fokus utama dan mengalahkan kemanfaatan sosial. Hal inilah yang menciptakan ketimpangan ekonomi.

Baca Juga : Dompet Dhuafa Buka Layanan Kesehatan Gratis Bagi Pemudik

Di masa mendatang, lanjut Banu, nilai-nilai keislaman harus ada pada setiap aktivitas ekonomi juga aktivitas lainnya sehari-hari.

“Zakat harus menjadi penggerak ekonomi masyarakat, salah satunya untuk menopang dana pendidikan dalam konteks kebutuhan sosial,” lanjutnya.

Banu juga mengimbau agar masyarakat memiliki visi akhirat dalam melaksanakan kegiatan ekonominya.

Sebagaimana diketahui, dewasa ini ketimpangan ekonomi baik di Indonesia maupun di dunia, makin menjadi. Hal ini dibuktikan dengan survey yang dirilis oleh Oxpam International pada 2016 lalu. Survey tersebut menyebutkan bahwa 1% individu terkaya dari total penduduk Indonesia menguasai 49% dari total seluruh kekayaan yang ada di negeri ini.

Lembaga yang sama juga merilis survey pada tahun 2017, menyebutkan bahwa Indonesia berada pada peringkat ke-6 dalam kategori distribusi kekayaan terburuk di dunia. Sedangkan di tingkat dunia sendiri, masih pada tahun 2017, tercatat 8 orang terkaya menguasai kekayaan yang hampir sama dengan akumulasi harta yang dimiliki oleh 3,5 milyar penduduk atau setengah dari total penduduk dunia.

Sebagai salah satu kontribusi terhadap upaya memecahkan permasalahan ketimpangan ekonomi, PSB DD Pendidikan menggelar Diskusi Produktif tersebut.

“Tujuan yang ingin dicapai dari acara ini adalah untuk membedah pemikiran mengenai sistem ekonomi dunia. Selain itu, kami juga ingin membedah bagaimana pandangan science dan Alquran terhadap ketimpangan ekonomi yang terjadi,” ungkap Dian Sumantri, Koordinator Perpustakaan PSB DD Pendidikan.

Editor: Awang Darmawan

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Yuk berbagi informasi tentang Sulawesi Selatan dengan join di group whatsapp : Citizen Journalism Sulsel

 Youtube Sulselsatu

 Komentar

 Terbaru

Politik26 November 2024 14:51
Tidak Dapat Undangan Mencoblos, Apakah Bisa Pakai KTP? Ini Kata KPU Makassar
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Pemungutan suara pada Pilkada Serentak 2024 digelar besok, Rabu 27 November 2024. Pemilih yang namanya tercatat di da...
Bisnis26 November 2024 14:45
Ekspansi ke Indonesia Timur, Indosat Perkuat Jaringan Cepat di Timika
Indosat memperkuat kehadirannya di Kota Timika sebagai bagian dari upaya mendukung transformasi digital Indonesia Timur....
Makassar26 November 2024 14:45
Danny Pomanto: Kerugian Kota Makassar Berpotensi Capai Rp1 Triliun Akibat Buruknya Pengelolaan
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto, mengungkapkan kekhawatirannya terkait kondisi terkini pengelolaan kota Makass...
Metropolitan26 November 2024 14:35
Pemkot Siaga Hadapi Bencana Hidrometeorologi
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto memimpin apel Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi di Tugu MNEK Pantai Losar...