Tim Pemeriksa Kesehatan Hewan Kurban di Makassar Siap Diterjunkan

Tim Pemeriksa Kesehatan Hewan Kurban di Makassar Siap Diterjunkan
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Tim pemeriksa kesehatan hewan kurban sudah siap diterjunkan pasca diluncurkan secara resmi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar di Lapangan Karebosi, Jumat (2/8/2019).
 
Mereka berasal dari Dinas Perikanan dan Pertanian (DP2) Kota Makasar, peneliti dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Fakultas Kedokteran, serta Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI).
 
“Sebanyak 20 orang dari PDHI dan dari dinas sendiri (DP2) 47 orang, dari mahasiswa fakultas kedokteran Unhas sebanyak 58 orang,” kata Pelaksana Harian Dinas Perikanan dan Pertanian Kota Makassar, Sumarni.
 
Dia menjelaskan, tujuan dari diterjunkannya tim ini untuk melakukan pemeriksaan ke tempat-tempat penjualan hewan. Hewan kurban yang belum disembelih akan diperiksa terlebih dahulu. Setelahnya akan dilakukan pula pemeriksaan secara antemortem kemudian postmortem.
 
“Yang kita harus lakukan sebelum hewan itu disembelih adalah kita memeriksa apakah layak secara kesehatan, fisiknya, juga syariatnya. Kita akan perhatikan karena kami sudah dibekali dan sudah diajarkan tentang hal-hal tersebut,” kata Sumarni.
 
Sementara itu, Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) DP2 Kota Makassar, Bagus menyebutkan, tim tersebut akan dibagi menjadi lima wilayah kerja dengan mengakomodir 14 kecamatan di Kota Makassar.
 
“Sabtu, kita sudah mulai jalan. kita antemortem mulai besok sampai tanggal 10, sehari sebelum Hari Raya Idul Adha. Kemudian di hari H Idul Adha sampai dengan hari Tasyrik, H+2 kami masih jalan itu pemeriksaan postmortem,” kata Bagus.
 
Bagus menyebutkan, pada pemeriksaan antemortem tahun lalu, tim menemukan adanya sapi yang bermata katarak, kaki pincang, telinga robek, sehingga tidak layak untuk hewan kurban. Sedangkan pemeriksaan postmortem, tim mendapati adanya kasus cacing hati. 
 
“Yang harus kita waspadai adalah terjadinya penyakit antraks tapi Alhamdulillah sampai dengan tahun lalu kita tidak temukan penyakit serius dan membahayakan itu,” ujarnya.
 
Penulis: Asrhawi Muin
Editor: Kink Kusuma Rein

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Berita Terkait
Baca Juga