SULSELSATU.com, JAKARTA – Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta Arif Maulana menyoroti acara televisi yang menayangkan aktivitas aparat kepolisian. Menurutnya, tayangan tersebut hanyalah pencitraan.
“Tayangan TV yang saat ini dihadirkan kepada masyarakat seperti 86, Buser, dan ada beberapa yang lain di televisi, kami pikir tadi hasil diskusinya adalah cenderung hanya pencitraan kepolisian, yang mana realitasnya tidak sesuai dengan fakta,” ujar Arif dalam diskusi bertajuk “Kepolisian dalam Bingkai Media” di Kantor LBH Jakarta, Jakarta Pusat, seperti dikutip dari Kompas.com, Senin (5/8/2019).
Menurut dia, tayangan televisi sedianya edukatif yang menggambarkan kinerja polisi selama ini, misalnya memberi informasi kepada publik mengenai tata cara penggeledahan sesuai aturan hukum dan hak asasi manusia.
Baca Juga : VIDEO: Aksi Pengendara Motor Menilang Balik Polisi, Diduga Tidak Pakai Spion dan Pajak Mati
Selain itu, Arif menilai tayangan tersebut melanggar hak privasi masyarakat. Sebab, tayangan terkait polisi di televisi itu rata-rata menampilkan identitas warga yang diduga melanggar hukum.
Ia juga mengkritik adanya stigma “salah” dari polisi kepada warga yang diduga melanggar hukum dalam tayangan tersebut.
“Jadi seolah-olah mereka sudah mendapatkan stigma keliru, stigma salah, atau bahkan menjadi pelaku tindak pidana. Padahal belum tentu, karena belum ada putusan pengadilan,” ujar dia.
Baca Juga : Polsek Tamalate Berhasil Ringkus Pembobol Rumah Kosong
Di sisi lain, Arif mengungkapkan bahwa meski citra kepolisian semakin baik, hal itu tidak sesuai dengan realita. Ketidaksesuaian tersebut terlihat dari sejumlah laporan mengenai dugaan pelanggaran yang dilakukan aparat terkait pelayanan publik.
“LBH dan YLBHI mencatat di tahun 2016-2019 ada 1.120 kasus yang berkaitan dengan pelanggaran HAM, kesewenang-wenangan dan penyalahgunaan kewenangan oleh aparat penegak hukum khususnya kepolisian,” kata dia.
Menurut Arif, hal tersebut menjadi masalah serius yang berkaitan dengan transparansi serta akuntabilitas personel kepolisian. Arif menilai, diperlukan laporan pertanggungjawaban serta mekanisme pengawasan yang lebih efektif.
Baca Juga : VIDEO: Lolos Jadi Polisi, Anak Penjual Ikan Keliling di Sulsel Sujud di Kaki Ayah
Editor: Awang Darmawan
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar