SULSELSATU.com, JAKARTA – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon ikut berbelasungkawa atas wafatnya KH Maimun Zubair alias Mbah Moen. Tokoh senior PPP dan juga kiai kharismatik NU itu menghembuskan nafas terakhir saat menunaikan ibadah haji di Mekkah, Arab Saudi, Selasa (6/8/2019).
“Innalillahi Wainnailaihi raajiun. Turut berduka cita atas wafatnya KH Maimoen Zubair di Mekkah,” kata Fadli dalam cuitannya di Twitter.
Innalillahi Wainnailaihi raajiun. Turut berduka cita atas wafatnya KH Maimoen Zubair di Mekkah. Smg alm Mbah Moen diterima di tempat terbaik di sisi Allah SWT n husnul khotimah. Amin.
Baca Juga : VIDEO: Innalillah, Ibunda Fadli Zon Meninggal Dunia
— Fadli Zon (Youtube: Fadli Zon Official) (@fadlizon) August 6, 2019
Terkait Mbah Moen, Fadli sempat menyulut polemik dan menjadi sasaran kemarahan banyak pihak pada gelaran Pilpres 2019 ketika dia memposting puisi ‘Doa yang Tertukar’ di Twitter, medio Februari 2019.
Baca Juga : VIDEO: Presiden Jokowi Resmi Beri Penghargaan Fadli Zon dan Fahri Hamzah
Puisi itu diposting Fadli di tengah memanasnya situasi politik Pilpres 2019. Sebab puisi itu dianggap terkait doa dari Mbah Moen saat menerima kunjungan capres 01, Joko Widodo.
Kala itu, Mbah Moen sempat salah menyebut nama saat berdoa, yakni Prabowo, padahal seharusnya Jokowi yang duduk di sampingnya.
Cuitan Fadli itu kemudian mengundang kontroversi dan kecaman dari banyak pihak, mulai tokoh politik yang berlawanan dengan kubu Prabowo Subianto hingga para santri.
Baca Juga : Jokowi Resmi Berikan Tanda Kehormatan ke Fadli dan Fahri
Jaringan Santri Nusantara (JSN) bahkan sempat menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur. Mereka menuntut Fadli sungkem dan meminta maaf kepada Mbah Moen, jika tidak akan melaporkannya ke polisi.
Fadli pun meminta maaf kepada Mbah Moen karena puisinya disalahartikan dan dianggap menyerang Mbah Moen. Wakli Ketua DPR tersebut mengaku puisinya tidak menyasar, apalagi menyerang Mbah Moen. Karenanya, dia tak ingin puisi itu menjadi fitnah yang berlarut-larut lantaran terus dipermasalahkan banyak pihak.
Editor: Awang Darmawan
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar