AJI Makassar: Razia Buku Konyol dan Bentuk Kemunduran Demokrasi

AJI Makassar: Razia Buku Konyol dan Bentuk Kemunduran Demokrasi

SULSELSATU.com, MAKASSAR – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar turut mengecam tindakan aksi razia buku diduga berbau paham Marxisme oleh sekelompok orang yang menamakan diri sebagai Brigade Muslim Indonesia (BMI) di toko gramedia Trans Studio Mal Makassar.

Menurut Ketua AJI Makassar, Nurdin Amir, alasan pembenaran BMI menyita buku sudah Tap MPRS Nomor XXV 1966 tentang pembubaran Partai Komunis Indonesia dan juga pelarangan ajaran atau doktrin bermuatan komunisme atau Marxisme, Lenimisme tetaplah cacat mekanisme.

“AJI Makassar menilai razia atau penyitaan buku-buku tanpa putusan hukum merupakan bentuk pelanggaran hak masyarakat atas informasi dan kebebasan berekspresi. Padahal, kedua hal tersebut dijamin dalam Pasal 28 E dan Pasal 28 F Undang-undang Dasar 1945,” kata Nurdin, Rabu (7/8/2019).

“Razia atau penyitaan buku tanpa proses pengadilan ini menyalahi putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang pengamanan terhadap barang-barang cetakan. Razia ini juga dianggap mengancam demokrasi di Indonesia,” imbuhnya.

Selain itu, Nurdin juga menilai upaya razia buku tersebut sangat konyol dan sebagai bentuk kemunduran demokrasi.

“Dalam alam demokrasi, takut kepada buku dan razia buku yang dilakukan Brigade Muslim Indonesia (BMI) di Makassar sangat konyol dan lambang kemunduran. Seharusnya kita rajin membaca dan diskusi buku. Bukan malah melakukan razia buku,” kata dia.

Nurdin pun meminta aparat TNI-Polri juga seharusnya memberikan jaminan terhadap kebebasan berekspresi dan hak masyarakat atas informasi.

“AJI Makassar meminta aparat gabungan TNI, Polri, dan Kejaksaan maupun masyarakat sipil untuk menghentikan proses penyitaan buku-buku dan segera mengembalikan buku-buku yang disita,” pungkasnya.

Penulis: Hermawan Mappiwali
Editor: Awang Darmawan

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Berita Terkait
Baca Juga