Taufan Sebut Kehadiran Kereta Api Sejalan dengan Wacana ITH di Parepare
SULSELSATU.com, PAREPARE – Wali Kota Parepare, HM Taufan Pawe memiliki pandangan ke depan terkait kemajuan daerahnya, khususnya pada infrastruktur yang berdampak dan bersentuhan langsung kepada masyarakat.
Walikota dua periode ini mengaku punya firasat terkait hadirnya kereta api akan berbanding lurus dengan progres pembangunan perguruan tinggi negeri, Institut Teknologi BJ Habibie (ITH) di Parepare.
“Saya ada feeling ITH itu akan berbanding lurus dengan hadirnya kereta api di Sulawesi Selatan,” ujar Taufan, Selasa (6/8/2019).
Taufan beralasan, karena progres ITH dan kereta api terus berjalan dalam tren yang positif. Jika itu terwujud, maka dapat menjadi multiplier effect bagi Pemkot Parepare, daerah sekitar dan Pemprov Sulsel.
“Dosen Unhas yang mengajar di ITH bisa sarapan pagi di Makassar lalu naik kereta api ke Parepare untuk mengajar. Setelah mengajar bisa kembali ke Makassar sebelum makan siang, karena adanya kecepatan itu,” jelasnya.
Saat ini, kata Taufan, dalam tahap pembebasan sekitar 34 hektare lebih lahan untuk ITH. Pembebasan lahan ini yang paling sulit untuk pendirian perguruan tinggi negeri.
“ITH ini negeri bukan swasta. Swasta itu bisa jalan dulu sambil mengurus izin operasional. Kalau negeri itu harus ready Prodi dan SDM, serta lahan untuk dihibahkan ke pemerintah pusat baru bisa keluar izin operasional,” terang Taufan.
Hadirnya ITH, Rumah Sakit dr Hasri Ainun Habibie yang berkonsep medical tourism, dan menyusul Museum BJ Habibie satu-satunya di dunia, menurut Taufan, adalah sejalan dengan teori telapak kaki dan visi misinya mewujudkan Parepare menjadi kota industri tanpa cerobong asap.
“Saya berkontempelasi di depan Baitullah, melihat banyaknya orang datang. Pikiran saya ingin menjadikan teori telapak kaki di Parepare dengan mengandalkan sektor jasa untuk menyedot banyak orang datang,” ujarnya.
Saat ini saja, mahasiswa yang kuliah di Parepare menembus 20 ribu orang. Jika ITH berdiri dan sudah mapan, ditargetkan dapat menerima sekitar 30 ribu mahasiswa.
Penulis: Andi Fardi
Editor: Awang Darmawan
Cek berita dan artikel yang lain di Google News