SULSELSATU.com, MAKASSAR – Pasca pemilihan Walikota 2018 yang memenangkan kotak kosong, Kota Makassar baru akan memiliki walikota defenitif tahun depan.
Hiruk pikuk pemilihan walikota dan momen Pemilu tahun ini membuat warga Makassar tampak jenuh apalagi wajah lama masih menghiasi Pilwali tahun depan.
“Bisa jadi kejenuhan masyarakat berasal dari kejenuhan mereka terhadap eksistensi figur-figur lama yang ternyata tidak cukup bisa menghadirkan perubahan,” jelas pengamat politik Unibos Makassar, Arief Wicaksono, Selasa (13/8/2019).
Baca Juga : Unggulkan Timnas Garuda, Ini Prediksi Skor Amri Arsyid Bahrain vs Indonesia
Menurut dia, Pilwali 2020 ke depan perlu figur-figur baru yang masih muda tapi cukup berpengalaman dan juga punya kapasitas dan kapabilitas serta integritas yang cukup baik.
Lanjutnya, figur-figur yang baru pun belum tentu benar-benar baru sebab ada juga figur berganti tetapi dibelakangnya adalah ‘pemain’ lama. Tetapi ada juga figur yang betul-betul baru. Biasanya mereka berasal dari kalangan profesional seperti pengusaha, dokter atau pengacara.
Salah satu yang beberapa bulan ini gencar bersosialisasi adalah Muhammad Ismak yang saat ini tercatat sebagai owner kantor hukum Ismak Advocaten di Jakarta.
Baca Juga : Janji Pasangan AMAN agar Warga Makassar Tidak Terdampak Krisis Air Tiap Tahun
Bagi Ketua Umum DPP Asosiasi Advokat Indonesia (AAI) ini, kontestasi Pilwakot harus digelar dengan berbasis gagasan bukan prgamatisme politik.
“Saya ingin bertarung dengan gagasan bukan politik transaksional,” ungkap Ismak.
Penulis: Asrul
Editor: Awang Darmawan
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar