SULSELSATU.com, JAKARTA – Investor otomotif berlomba-lomba ingin menanamkan modalnya di tanah air menyambut kendaraan bermotor listrik (mobil listrik).
Berdasarkan keterangan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), dana investasi yang bakal masuk jumlahnya mencapai US$4 miliar atau setara Rp57,1 triliun (Rp14.290 per US$). Dana tersebut akan digelontorkan ke proyek mobil listrik secara bertahap.
“Angka masing-masing (produsen) otomotif berbeda, tapi yang sudah kira-kira hampir USD4 miliar,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di kantornya, Rabu (14/8/2019) seperti dikutip dari CNNIndonesia.
Baca Juga : Fitur V2L Mobil Listrik BYD Bisa Jadi Super Mobile Power Bank
Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kemenperin Putu Juli Ardika belum menyebut spesifik siapa saja produsen yang berkomitmen untuk nilai investasi tersebut di dalam negeri.
Namun dijelaskan Putu, dua manufaktur otomotif besar, yaitu Toyota dan Hyundai sudah menghadap Menteri Perindustrian untuk membicarakan nilai investasinya untuk Indonesia.
“Itu untuk yang otomotifnya. Seperti Toyota akan membangun produksi kendaraan listrik di Indonesia,” ujar Putu.
Baca Juga : Masyarakat Sulsel Semakin Melek Investasi, Jumlah SID Naik 29,62 Persen Posisi September 2024
Seperti kita ketahui Toyota grup memang sudah mengakui soal rencana investasi sekitar Rp28 triliun di Indonesia. Sedangkan Hyundai seperti diberitakan sebelumnya akan mengucurkan dana sekitar US$1 miliar (Rp14,6 triliun) guna membangun mobil ramah lingkungan di Indonesia.
“Kira-kira segitu investasinya,” kata Menko Maritim Luhut Panjaitan saat berkunjung ke Gedung Transmedia, Jumat (21/12) sore.
Selain Toyota dan Hyundai, Putu juga menyebut pabrikan lain yang punya niatan serupa, yaitu Honda.
Baca Juga : BYD Haka Karebosi Makassar Beri Kesempatan Masyarkat untuk Test Drive Semua Unit
“Ada beberapa yang memang menyatakan minatnya. Honda juga siap, tapi belum declare (pengumuman),” ucap Putu.
Putu menambahkan beberapa merek baru lain ada yang menyatakan minat untuk berinvestasi membangun fasilitas pabrik produksi mobil penumpang di Indonesia, namun belum dapat diumumkan dengan alasan masih melakukan pengkajian.
“Tapi dari segi minat dan kajian-kajian yang dilakukan oleh multinasional bidang otomotif itu kayaknya ada suatu yang bagus arahnya. Apalagi kalau kamu bisa produksi baterai,” tutup Putu.
Baca Juga : AMBF x SSIF 2024 Hadirkan 30 Exhibitor dengan Target Total Transaksi Rp9,5 Triliun
Editor: Hendra Wijaya
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar