SULSELSATU.com, JAKARTA – Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama sebagai salah satu rangkaian agenda Muktamar V Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyoroti dakwah Islam yang berpotensi memecah belah bangsa. Perhatian itu dituangkan dalam lima poin rekomendasi atau yang disebut sebagai ‘Seruan Bali’.
Mereka memandang bahwa gaya dakwah yang menciptakan sektarianisme, ekstremisme, rasisme, diskriminasi dan memaksakan kehendak bertentangan dengan ajaran Alquran.
“Itu bisa merusak harmoni bangsa Indonesia bangun keutuhan bangsa. Sikap itu harus diluruskan bersama-sama sebagai wujud amar ma’ruf nahi munkar dengan cara yang benar, santun dan bijak,” kata Ketua Umum Jam’iyyatul Qurra Wal Huffazh (JQH) Nahdhatul Ulama, Saifullah Maksum, seperti dikutip dari CNNIndonesia, Kamis (22/8/2019).
Baca Juga : VIDEO: Presiden Terpilih, Prabowo Subianto Hadiri Rakornas PKB
Diketahui, seruan para ulama tersebut dibuat tak lepas dari berbagai kejadian kerusuhan yang terjadi akhir-akhir ini diberbagai daerah di Indonesia.
Lebih lanjut, para ulama turut menyerukan agar metode dakwah harus dilakukan dengan menggunakan cara yang benar dan mengedepankan keteladanan.
“Kegiatan dakwah tak boleh dikotori tujuan apapun kecuali tujuan dakwah. Dakwah harus berikan spirit kehidupan, sebagaimana firman Allah dalam surat Al Anfal ayat 44,” kata dia.
Baca Juga : VIDEO: Demonstrasi Ricuh di Dekat Area Muktamar PKB Bali, Wasekjen: Bukan Kader PKB
Poin ketiga, para ulama turut meminta agar PKB menjalin dialog dengan berbagai kelompok keagamaan agar bisa menyerap aspirasinya dengan baik. Tak hanya itu, PKB seharusnya dapat menjadikan diri sebagai parpol yang inklusif dan terbuka bagi semua kalangan.
“PKB harus diarahkan menjadi rumah besar semua elemen umat beragama dengan berbagai elemen,” kata dia.
Selain itu, poin keempat yang diserukan yakni menyarankan agar para ulama dapat mencontoh model dakwah 5 Walisongo di era digital saat ini.
Baca Juga : VIDEO: PKB Usung Paslon Indira – Ilham untuk Maju di Pilwalkot Makassar
“Dakwah harus didorong untuk memiliki kemampuan adaptasi perubahan pola hidup masyarakat di era ini. Model dakwah Walisongo harus dipertahankan tapi dengan metode dukungan dan media perangkat yang berlaku di era digital,” ujar Saifullah.
Poin terakhir, para ulama menyerukan agar Negara dapat memberikan afirmasi agar model dakwah walisongo bisa eksis dan bisa akses secara digital. Ia juga mendorong agar pemerintah bisa memberikan fasilitas yang memudahkan untuk kegiatan dakwah di media sosial
“Agar dapat berikan fasilitas untuk kegiatan dakwah yang di publish di televisi, medsos sehingga hak masyarakat untuk pelajari agama dengan benar dapat terjamin dan terjaga,” kata dia.
Baca Juga : Bidik Pilkada Mimika, Johannes Rettob Optimisi Raih Rekomendasi PDIP dan PKB
Editor: Awang Darmawan
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar