Tolak Rasisme, SYL: Bagaimana Kalau Kita Dibilang Monyet?

Tolak Rasisme, SYL: Bagaimana Kalau Kita Dibilang Monyet?

SULSELSATU.com, MAKASSAR – Mantan Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo bersama Rektor UNM, Prof Husain Syam dan Rektor UINAM, Prof Hamdan Juhannis, hadir sebagai narasumber dalam forum group discussion (FGD) kebangsaan, Senin (26/8/2019).

FGD bertajuk, “Dari Makassar untuk Indonesia Damai; Akselerasi Peran Pemerintah Menuju Masyarkat Adil dan Sejahtera” itu digelar di Warkop Phoenam, Makassar.

Diskusi tersebut tidak terlepas dari polemik kasus mahasiswa Papua di Surabaya yang turut berimbas ke sejumlah wilayah di Papua dan Kota Makassar.

“Bangsa lain sudah semakin maju dengan industri 4.0 dan kecerdasan buatannya, kemudian kita justru terusik dengan persoalan identitas suku bangsa dan agama,” kata mantan Gubernur Sulsel dua periode 2008 -2018, Syahrul Yasin Limpo.

“Papua adalah kita, Aceh adalah kita. Makassar tidak boleh dipisahkan dari Papua. Bagaimana jika ada bangsa lain yang mengatakan kita monyet, apa yang kita lakukan?” imbuhnya

Sementara itu, Rektor UIN Alauddin Makassar Prof Hamdan menilai Makassar bisa menjadi juru damai bangsa.

“Kita orang Makassar justru terbiasa sebagai juru damai,” ujar Hamdan.

Kemudian, Rektor UNM Makassar Prof Husain lebih menekankan pemerataan pembangunan di sejumlah daerah betul-betul direalisasikan.

“Pemerintah perlu mengakselesarasi pembangunan di seluruh wilayah NKRI melalui pola pembangunan yang berbasis pemerataan,” kata Husain.

“Tapi bukan konsep semata, pemerintah hari ini sudah merencanakan pemindahan ibu kota, ini adalah hal yang baik. Saya justru mengatakan, ini terlambat. Mestinya sejak dulu dipikirkan sistem pemerataan seperti ini (pemindahan ibu kota). Minimal menggilir 5 kota besar,” tandasnya.

Penulis: Asrul
Editor: Awang Darmawan

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Berita Terkait
Baca Juga