GAMKI Polisikan Ustaz Yahya Waloni Soal Ujaran Kebencian
SULSELSATU.com, MANADO – Ustaz Yahya Waloni dilaporkan terkait kasus ujaran kebencian oleh Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Manado.
Yahya Waloni dilaporkan di Polda Sulawesi Utara pada Selasa (27/8/2019). Laporan Yahya tertuang dengan nomor surat STTLP/589.a/VIII/2019/SPKT.
GAMKI menyoal video viral Ustaz Yahya Waloni di YouTube yang dinilai sudah meresahkan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat di Sulawesi Utara.
“Atas dasar pasal 28 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik sebagaimana yang telah diubah dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2018 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Kami kemudian melaporkan Yahya Waloni karena diduga menyampaikan ujaran kebencian yang meresahkan,” kata Ketua DPC GAMKI Manado, Fransiscus Enoch, usai melapor di Polda Sulut, Selasa (27/8/2019) seperti dilansir dari Kumparan.
Enoch mengatakan, pelaporan ini pun telah dikonsultasikan ke DPP GAMKI. Adapun kata Enoch, pelaporan ini bertujuan untuk meredam dan menyelesaikan polemik ceramah yang viral di YouTube tersebut, di mana GAMKI ingin kepolisian menyelesaikan hal ini sesuai prosedur hukum yang ada.
Enoch bercerita, alasan GAMKI melaporkan Ustaz Yahya Waloni ini, lantaran di setiap tayangan video YouTube-nya, selalu menyebutkan berasal dari Manado, yang akhirnya memicu keresahan warga di Manado dan Sulawesi Utara secara umum.
“GAMKI sendiri mengikuti jalur hukum yang ada. Jadi, semuanya kami serahkan ke aparat hukum. Kita tunggu pihak hukum bekerja,” kata Enoch.
Enoch meminta agar masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi yang justru akan merugikan banyak pihak, dan juga kerukunan serta keberagaman di Indonesia yang begitu baik.
“Kami meminta pihak bersangkutan untuk memiliki iktikad baik dengan memberikan klarifikasi. Kita sebagai sesama warga negara, memiliki tanggung jawab untuk saling menjaga dan melindungi, bukannya justru menyebarkan hasutan dan kebencian. Mari kita hargai setiap perbedaan di tengah masyarakat kita yang majemuk,” kata Enoch.
Editor: Hendra Wijaya
Cek berita dan artikel yang lain di Google News