SULSELSATU.com, JAKARTA – Polisi akhirnya mengakui ada liwa warga sipil yang tewas saat kerusuhan di Deiyai, Papua. Kelima korban disebut terjadi sesaat setelah aksi perampasan 10 senjata api (senpi) milik TNI AD, di Deiyai.
“Memang ada lima warga sipil yang meninggal pascademo di Deiyai, Rabu (28/8/2019), yang berakhir rusuh dan diduga terjadi setelah pendemo merampas 10 pucuk senpi hingga menewaskan satu anggota TNI AD,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Papua Kombes Tony Harsono, di Jayapura, Sabtu (31/8/2019) dikutip dari Antara.
Menurut dia, sempat terjadi kontak tembak setelah senpi milik TNI dikuasai pedemo. Tony menduga kemungkinan ada warga yang terkena tembakan.
Baca Juga : Rayakan Semangat Kemerdekaan, Bank Mandiri Dorong Peningkatan Kesehatan di Jayapura
Dikatakan, awalnya aksi demo yang dilakukan 100 warga di Deiyai berlangsung aman, namun tiba-tiba ribuan orang tiba-tiba datang dan ada yang langsung menyerang aparat keamanan serta mengambil senpinya.
“Akibatnya kontak senjata tidak dapat dihindari hingga jatuhnya korban jiwa,” kata Tony Harsono, seraya menambahkan bahwa ada kemungkinan korban meninggal akibat ditembak warga yang mengambil senpi TNI.
“Saat ini kita melakukan penegakan hukum dan seluruh kemungkinan sedang didalami, ” kata Direskrimum Polda Papua.
Baca Juga : Bikin Mendidih Darah Kapolda, Debt Collector Pembentak Polisi Akhrinya Diringkus
Di tempat yang sama, Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Ahmad Kamal menambahkan kondisi empat anggota Polri yang terluka dalam insiden di Deiyai sudah makin membaik.
“Mereka dirawat di Timika, demikian pula dua anggota TNI AD,” kata Kombes Kamal.
Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Pol Rudolf Rodja menyebut kerusuhan yang terjadi di Deiyai, Rabu (28/8/2019), menewaskan tiga orang, yakni dua warga sipil dan seorang anggota TNI AD.
Baca Juga : VIDEO: Banjir Bandang di Kawasan PT Freeport Indonesia
Editor: Awang Darmawan
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar