SULSELSATU.com, MAKASSAR – Pada 5 September 2018 lalu, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah (NA) dan wakilnya Andi Sudirman Sulaiman (ASS) resmi dilantik. Kini, genap 1 tahun dua tokoh berlatar belakang akademisi dan profesional ini memimpin Sulawesi Selatan.
Nurdin mengklaim sejumlah program telah ia selesaikan selama setahun kepemimpinan dirinya bersama Andi Sudirman Sulaiman,
Baca Juga : Disebut Masuk Tim Pemenangan Paslon di Pilgub Sulsel, Ini Kata Nurdin Abdullah
Untuk sektor ekonomi, Nurdin mengklaim pertumbuhan ekonomi tumbuh dengan baik sekitar 6,78 persen di semester satu 2019. Hanya saja angka ini justru masih dibawah pertumbuhan ekonomi tahun 2018 lalu yang mencapai 7,07 persen dari data BPS.
Salah satu faktor lambannya pertumbuhan ekonomi selama 2019 ini adalah anggaran pemerintah provinsi yang realisasinya juga mengalami masalah. Sampai triwulan ketiga, realisasi APBD 2019 baru dikisaran 40 persen.
Selain itu, Nurdin juga mengklaim Ekspor Langsung (Direct Call Eksport) sebagai salah satu keberhasilan pasangan bertegline Prof Andalan itu langsung. Padahal ekspor langsung dari Makassar sudah ada di zaman Syahrul Yasin Limpo sebagai gubernur, meski negara tujuan masih sedikit.
Baca Juga : Iksan Iskandar Bersama Warga Jeneponto Terharu Saat Bertemu Nurdin Abdullah
Direct Call Export adalah pengiriman ekspor komoditas langsung melalui Pelabuhan Makassar. Tidak lagi melalui Surabaya & Jakarta. Direct Call Makassar-Eropa mengurangi waktu ekspor dari wilayah timur Indonesia.
“Kalau selama ini ekspor Sulawesi Selatan dengan tujuan Eropa dan Amerika harus melalui pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan Tanjung Priok Jakarta, dengan gagasan dan terobosan, ekspor dapat dilakukan secara langsung atau Direct Call,” kata Nurdin saat ditemui di Rujab Gubernur, Kamis (5/9/2019).
NA menyebutkan dengan adanya direct call, rata-rata waktu ekspor dari Makassar-China, Jepang dan Korea rata-rata menghemat waktu hingga lebih dari 10 hari.
Baca Juga : Taufan Pawe Temui Nurdin Abdullah, Begini Reaksi Relawan
“Sedangkan direct call Makassar menuju Negara Eropa Utara dan negara Amerika Utara rata-rata menghemat waktu hingga 12 hari. Program direct call menghemat biaya kontainer hingga 200 USD,” sebutnya.
Namun berdasarkan rilis BPS Sulsel tanggal 2 September lalu, tahun 2019 ekspor justru mengalami penurunan. Selama Januari-Juli, ekspor tercatat 587,67 juta dollar, ini turun 11 persen dibandingkan Januari-Juli 2018 (660,95 juta dollar).
Kendati demikian, pasangan NA-ASS ini berhasil menekan angka kemiskinan. Jumlah penduduk miskin turun 24,83 ribu jiwa dibanding 2018. Persentase penduduk miskin mengalami penurunan di daerah perkotaan dan pedesaan selama periode Maret 2018-Maret 2019
Baca Juga : Dapat Remisi Kemerdekaan, Nurdin Abdullah Bebas Dari Lapas Sukamiskin
“Di sektor ekonomi kreatif, kita sudah berhasil membangun Kreatif Hub di Kawasan CCC. Serta pembangunan Michinoeki Supermarket UMKM,” jelas Nurdin.
Tantangan sektor ekonomi ke depan, menurut mantan Bupati Bantaeng ini adalah Pemprov Sulsel tak harus tergantung kepada anggaran pemerintah pusat. Karena itu, pihaknya fokus pada kemudahan perizinan bagi investor atau pengusaha.
“Salah satu keunggulan kita adalah surplus di sektor energi listrik. Kita berharap dengan kemudahan investasi dan perizinan yang diberikan akan mendukung pertumbuhan industri dan ekonomi Sulsel,” pungkasnya
Baca Juga : Lies Nurdin Abdullah Minta Restu Maju Senayan di Forum Silaturahmi Alumni Kacak
Penulis: Jahir Majid
Editor: Awang Darmawan
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar