SULSELSATU.com, JAKARTA – Kabut asap di Palembang, Sumatra Selatan menelan korban jiwa. Seorang bayi berusia empat bulan meninggal dunia karena menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), Minggu (15/9/2019).
Balita bernama Elsa Pitaloka tersebut mengalami sesak napas sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhir di RS Ar-Rasyid Palembang. Desa Talang Buluh tempat tinggal Elsa dilanda kabut asap karhutla sejak musim kemarau tiba.
Elsa mengalami sesak napas sejak Sabtu (14/9/2019). Ketika kondisinya semakin memburuk, orang tua Elsa yang merupakan warga RT 8 Dusun II, Desa Talang Buluh, Kecamatan Talang Kepala, Kabupaten Banyuasin membawanya ke bidan. Namun bidan desa menganjurkan membawa Elsa ke rumah sakit.
Baca Juga : Karhutla Makin Meluas, Wiranto Berdoa Minta Hujan
Perangkat Desa BPD Desa Talang Buluh Agus Darwanto mendampingi orang tua Elsa, Ngadirun (34) dan Ita Septiana (27) ke RSUD Pratama Sukajadi Banyuasin. Petugas medis RSUD Pratama Sukajadi pun tak sanggup merawat Elsa karena tidak memiliki peralatan pembantu pernapasan. Dia kemudian dirujuk ke RS Ar-Rasyid Palembang.
“Sekitar 11.30 dibawa ke Ar-Rasyid dilarikan ke IGD, dikasih bantuan sementara. Di IGD dicek dokter katanya kemungkinan kena ISPA,” ujar Agus, seperti dikutip dari CNNIndonesia, Senin (16/9/2019).
Usai diperiksa, dokter kembali merujuk Elsa ke RSUP Dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang karena RS Ar-Rasyid tidak memiliki alat pompa pernapasan. Namun, setelah mengontak RSMH, Agus berujar, kamar rawat inap sedang penuh sehingga Elsa disuruh untuk menunggu.
Baca Juga : Ini Penyebab Kabut Asap di TPA Tamangapa Semakin Parah
“Selagi menunggu itu Elsa dirawat dulu di IGD Ar-Rasyid sambil dikasih perawatan alat oksigen. Sudah hampir magrib dapat kabar kalau sudah bisa dirujuk ke RSMH, akhirnya keluarga persiapan, urus administrasi. Tapi pas lagi siap-siap itu Elsa ngedrop, kata dokter gagal pernapasan sampai enggak ada lagi [meninggal] pukul 18.35 sebelum dirujuk,” kata pria yang juga kerabat orang tua Elsa itu.
Agus berujar, pihak keluarga tidak mengetahui penyebab pasti meninggalnya Elsa karena belum ada alat yang memeriksa Elsa. Namun sesak napas yang dialami bayi empat bulan tersebut tidak kunjung membaik hingga Elsa mengembuskan napas terakhir.
“Dokter spesialis bilang kemungkinan ISPA, bisa bakteri, tapi tidak tahu pasti karena belum ada pemeriksaan medis pakai alat. Elsa lahir dalam keadaan normal dan sehat, tidak ada kelainan apa-apa sampai sesak napas itu benar-benar tiba-tiba,” kata dia.
Baca Juga : Tinjau Karhutla di Riau, Jokowi Salat Minta Hujan
Dia mengatakan terdapat sekitar 800 kepala keluarga yang tinggal di desa tersebut dan seluruhnya terpapar kabut asap.
“Memang terasa asapnya. Musim kemarau memang selalu seperti ini, sekarang juga masih terasa. Sama kayak di desa lain. Warga lain di sini kita belum tahu ada yang sakit pernapasan juga atau tidak,” ujar dia.
Saat ini, pihaknya tengah mempersiapkan pemakaman Elsa yang akan dikebumikan di pemakaman umum terdekat. Rencananya, Elsa akan disemayamkan pada Senin (16/9) pukul 09.00 pagi.
Baca Juga : 37 Penerbangan di Bandara Supadio Pontianak Batal Gara-gara Kabut Asap
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin M. Hakim berujar, pihaknya telah melakukan pengecekan ke RS Ar-Rasyid mengenai meninggalnya bayi Elsa.
“Dari hasil kunjungan tim kesehatan Banyuasin ke RS Ar-Rasyid memang benar ada pasien bayi umur empat bulan warga Talang Buluh berobat ke UGD dengan diagnosa pneumonia dan meninggal. Pasien sudah dibawa pulang ke rumah,” ujar Hakim
Dia menjelaskan pneumonia merupakan infeksi yang menimbulkan peradangan pada kantong udara yang menyebabkan adanya cairan di paru paru yang bisa berisi nanah. Infeksi tersebut bisa disebabkan karena mengirup udara yang tidak sehat dan mengandung partikel asap.
Baca Juga : Kualitas Udara di Riau Kian Buruk, Warga Diimbau Pakai Masker
“Kami imbau warga untuk pakai masker karena udara tidak sehat dan kabut asap juga banyak,” ujar dia.
Editor: Awang Darmawan
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar