Logo Sulselsatu

Bappenas Usul Pengelolaan Penjara Diurus BUMN

Asrul
Asrul

Jumat, 20 September 2019 10:18

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro. (Int)
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro. (Int)

SULSELSATU.com, JAKARTA – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengusulkan agar penjara dikelola Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ide ini terinspirasi dari pengelolaan penjara di sejumlah negara maju, salah satunya Australia.

Namun demikian, sambung ia, bukan berarti pemerintah perlu mendirikan satu perusahaan khusus yang menjadi pengelola penjara. Fungsi itu, katanya, bisa dengan menunjuk salah satu BUMN yang sudah ada saat ini.

BUMN yang ditunjuk bisa mengelola penjara dengan memanfaatkan skema pembiayaan Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Nantinya, BUMN akan membangun sarana dan prasarana penjara dengan modal sendiri.

Baca Juga : Wujud Kepedulian Sosial, Pegadaian Kanwil Makassar Ikut Sobat Aksi Ramadan BUMN 2025

“Kemudian, mereka mengelola sarana dan prasarana tersebut selama periode tertentu dan mendapatkan revenue (pendapatan) dari tarif per pengguna atau pembayaran jasa tahunan dari pengguna,” ujar Bambang, seperti dikutip dari CNNIndonesia, Jumat (20/9/2019).

Biasanya, kata Bambang, pengelolaan sarana dan prasarana ini bisa memakan durasi 10 tahun. “Setelah selesai masa konsesi, aset menjadi milik negara. Soal revenue, setiap proyek punya profil return (pengembalian) berbeda-beda,” katanya.

Saat ini, menurutnya, pemerintah sudah menyiapkan skema KPBU untuk pembangunan Lapas Nusakambangan di Jawa Tengah dan Lapas Cangir di Tangerang, Banten.

Baca Juga : TelkomGroup Dukung Mudik Gratis BUMN 2025, Siapkan 35 Bus dan 3 Rute Kapal Laut

“KPBU ini terbuka untuk swasta dan BUMN. Tentu ini bisa dipikirkan siapa BUMN yang kira-kira punya potensi menjadi BUMN penjara, spesialisasinya apa,” tuturnya.

Menurutnya, Indonesia perlu BUMN spesialis penjara karena pengelolaan lembaga permasyarakatan (lapas) itu kerap menguras Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pemerintah, katanya, harus selalu mengalokasikan anggaran untuk biaya sipir hingga uang makan narapidana.

“Supaya pemerintah tidak pusing bayar sipir, harus kasih makan. Itu uang makan penjara naik terus anggarannya setiap tahun, mungkin karena penjaranya semakin penuh,” katanya.

Baca Juga : Dukung Kelancaran Arus Mudik, SPJM Siapkan Fasilitas Bus Gratis Bagi Pemudik

Sementara, jumlah narapidana di Tanah Air terus meningkat dari waktu ke waktu, entah dari kasus hukum apapun. Di saat yang sama, kapasitas bangunan penjara relatif terbatas karena minim pembangunan.

Pembangunan penjara yang minim, sambungnya, tak lepas dari keterbatasan APBN. Sebab, pemerintah membutuhkan anggaran yang tak sedikit untuk sektor pembangunan lain.

“Perlu tambahan penjara, tapi kalau pakai APBN terus, kesannya negara ini kok tidak ada yang dibangun lagi selain penjara? Malu-maluin, masa negara kerjanya bangun penjara? Jadi lebih baik, kami dorong ke badan usaha, ke BUMN,” tuturnya.

Baca Juga : Kementerian BUMN Lapor Pendapatan Negara dari Dividen Capai 100% Sebesar 85,5 T, Target 90 T di 2025

Di Australia, pengelolaan penjara menjadi tanggung jawab badan usaha. Keberhasilan kinerja bisa diukur dari minimnya jumlah narapidana yang melarikan diri.

Lebih lanjut, kalau pun tidak ada BUMN spesialis penjara, Bambang ingin pembangunan penjara ke depan tetap tidak memberatkan APBN. Misalnya, dengan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Saat ini, pemerintah sudah menerapkan skema KPBU dalam pembangunan Lapas Nusakambangan di Jawa Tengah dan Lapas Cangir di Tangerang, Banten. “Jadi sebenarnya kami sudah mulai KPBU untuk penjara, ini memungkinkan,” tuturnya.

Baca Juga : Kementerian BUMN Dukung Pelindungan Pekerja Migran Indonesia

Menanggapi ini, Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN Hambra Samal menyambut baik gagasan itu, meski belum bisa membayangkan seperti apa jadinya skema pengelolaan penjara oleh BUMN ke depan.

Namun demikian, ia mengaku tak kaget dengan gagasan seperti ini mengingat BUMN memang kerap dianggap sebagai perpanjangan tangan pemerintah, sehingga sering diharapkan bisa menjadi agen pembangunan.

“Tapi kalau pengelolaan penjara, berarti bukan konstruksi. Pengelola penjara itu kami belum tahu seperti apa konteks pengelolaan,” pungkasnya.

Editor: Awang Darmawan

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Yuk berbagi informasi tentang Sulawesi Selatan dengan join di group whatsapp : Citizen Journalism Sulsel

 Youtube Sulselsatu

 Komentar

 Terbaru

Video11 April 2025 22:07
VIDEO: Diseret Ombak Ratusan Meter, Wisatawan di Ini Diselamatkan dengan Drone dan Styrofoam
SULSELSATU.com – Seorang wisatawan berhasil diselamatkan usai terseret ombak di Pantai Ketawang, Purworejo, Kamis (10/4). Wisatawan itu diselama...
Sulsel11 April 2025 21:32
Jumat Mengaji, Bupati Gowa Ajak Pegawai Khatam Al-Qur’an
Bupati Gowa Sitti Husniah Talenrang mengajak pegawai muslim lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa agar dapat khatam Al-Qur'an melalui "Jumat Meng...
Internasional11 April 2025 21:24
Astra Honda Siap Bawa CBR Series Pertahankan Dominasi di Mandalika Racing Series 2025
Pembalap binaan PT Astra Honda Motor (AHM) bersiap menunjukkan performa terbaiknya bersama CBR series dalam ajang balap Mandalika Racing Series (MRS) ...
Video11 April 2025 20:10
VIDEO: Indonesia Siap Evakuasi Warga Gaza, Fokus pada Korban Luka, Anak Yatim, dan Pelajar
SULSELSATU.com – Pemerintah menyampaikan rencananya untuk mengevakuasi warga Gaza ke Indonesia. Khususnya warga sipil yang mengalami luka-luka, ...