SULSELSATU.com, LUWU UTARA – Hari kedua Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) di Luwu Utara berlangsung menarik di Warkop Indah Kantor Bupati, Kamis (27/9/2019).
Total 11 inovator yang memaparkan proposal inovasinya di hadapan Tim Penilai KIPP. Menariknya, ada tiga inovasi yang dikupas secara mendalam masing-masing Si Darling (PDAM), Bertemu Lusa (Kecamatan Sukamaju), dan Melawan Lupa (Kecamatan Sukamaju Selatan).
Pertama Si Darling, yang merupakan akronim dari Sistem PDAM Lutra Keliling. Inovasi PDAM Luwu Utara ini dipaparkan secara lugas dan menarik oleh Iswanti di hadapan Tim Penilai yang terdiri dari Anugerah M. Ali Anwar (Kaban Litbang), Arief R. Palallo (Kadis Kominfo), Agunawan (Sekretaris BAPPEDA), Muhammad Hadi (Kabag Organisasi), Anjas Rusli (Camat Sultan), dan Awaluddin A. Paso (Kabid Inovasi Balitbangda).
Di hadapan Tim Penilai, Iswanti menjelaskan bahwa inovasi Si Darling adalah upaya PDAM untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
“Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan prima, PDAM Lutra merancang sebuah inovasi yang memudahkan akses masyarakat mendapatkan pelayanan sekaligus menjadi corong PDAM berinteraksi lebih dekat kepada pelanggan, yang kami beri nama Si Darling,” kata Iswanti.
Sistem ini, kata dia, adalah sistem “jemput bola”, mengingat selama ini PDAM hanya memberlakukan sistem, di mana pelanggan yang proaktif mendatangi kantor PDAM guna mendapatkan pelayanan.
“Nah, melalui Si Darling ini, kita yang lebih aktif hadir langsung ke masyarakat untuk memberikan pelayanan, sehingga penerapan prinsip aksestabilitas bagi masyarakat akan jauh lebih optimal,” ujarnya.
Saat Tim Penilai bertanya kenapa harus menggunakan akronim Si Darling, Iswanti menjelaskan bahwa salah satu harapan dari PDAM adalah bagaimana inovasi ini menjadi kesayangan masyarakat Luwu Utara.
“Sesuai dengan namanya, Darling, maka harapan kami ke depan adalah program ini bisa menjadi kesayangan masyarakat Luwu Utara terhadap PDAM Tirta Bukae karena mampu menjawab kebutuhan pelanggan,” katanya.
Jawaban ini sontak membuat semua Tim Penilai memberikan applaus kepada sang inovator. Bagaimana dengan inovasi Bertemu Lusa. Inovasi ini adalah inovasi Sekcam Sukamaju, Touris, yang merupakan akronim dari Berbelanja dan Menerima Uang Kembalian Lunas Uang Zakat dan Infaq.
“Inovasi ini muncul pada saat saya bertugas di Sukamaju dan berbelanja di retail modern. Dari sinilah muncul inovasi ini,” ujar Touris.
Menurut dia, inovasi ini masih asli, bukan hasil modifikasi. “Inovasi ini adalah inovasi kebaruan. Belum pernah ada, dan ini baru pertama kali kami lakukan di Kecamatan Sukamaju,” ucapnya.
Touris menyebutkan, tujuannya adalah membantu masyarakat yang berpenghasilan rendah dan menengah untuk membayar zakat dan infaq dengan cara yang mudah dan efektif, dan mengedukasi masyarakat untuk menabung.
“Sisa kembalian uang di retail modern inilah yang ditabung di retail modern untuk digunakan membayar zakat,” katanya.
Kalau inovasi “Bertemu Lusa” lebih menyasar kepada retail modern, lain lagi dengan inovasi “Melawan Lupa” yang menyasar toko-toko di desa.
“Kita ingin mengajak masyarakat bersama pemilik toko untuk bekerja sama berpartisipasi dalam pembangunan di wilayah desa masing-masing,” ujar Anjas Rusli, inovator Melawan Lupa.
“Kenapa Melawan Lupa karena kita ingin membantu mengingatkan masyarakat terhadap donasi yang selama ini terlupakan saat ia membeli di toko. Inovasi ini adalah inovasi kerja sama masyarakat yang terlupakan. Misalnya belanja di warung dan menyisakan kembalian. Nah, ini kadang masyarakat abaikan, ia tidak peduli lagi dengan uang kembaliannya. Sisa uang belanja itu bisa didonasikan dalam kotak amal yang dikelola oleh pemilik toko,” kata Anjas.
Editor: Kink Kusuma Rein
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar