SULSELSATU.com, MAKASSAR – Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah menyebut ada 24 warga Sulsel yang tewas dalam kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Nurdin Abdullah mengucapkan duka cita atas korban tewas tersebut.
“Kita turut berduka atas meninggalnya beberapa saudara-saudara kita. Saya dapat laporan sekitar 24 orang saat ini meninggal, untuk itu kita ikut berduka,” kata dia, dalam keterangannya di Makassar, Senin (30/9/2019).
Nurdin mengaku terus memantau perkembangan di Wamena. Dia menyampaikan bahwa hari ini keadaan perlahan mulai kondusif walau masih ada pengungsi dari Wamena ke Jayapura dan tempat lain.
Baca Juga : Disebut Masuk Tim Pemenangan Paslon di Pilgub Sulsel, Ini Kata Nurdin Abdullah
Ia menyatakan Pemprov berkoordinasi terkait kondisi Wamena, termasuk kemungkinan memulangkan pengungsi Sulsel ke Makassar.
“Tapi tentu kita berkomunikasi dengan pemerintah setempat dulu, mudah-mudahan kondisi ini semakin baik, semakin kondusif, sehingga masyarakat kita yang ada di Papua bisa lebih tenang,” katanya.
Ia juga menyampaikan telah ada warga Sulawesi Selatan dipulangkan. Rencananya, Nurdin dan Kepala Polda Sulawesi Selatan, Inspektur Jenderal Polisi Mas Laupeakan akan terbang ke Wamena.
Baca Juga : Iksan Iskandar Bersama Warga Jeneponto Terharu Saat Bertemu Nurdin Abdullah
Sebelum ke sana, Nurdin menuturkan telah mengirim tim dari pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, termasuk tim medis dari Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan. Demikian juga dengan kebutuhan logistik yang saat ini dihimpun.
Abdullah menyampaikan masih ada warga Sulawesi Selatan di Wamena. Terutama kaum laki-laki. “Masih bertahan di sana karena mereka masih punya aset untuk dijaga,” jelasnya.
Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi-Selatan, Mansur, menyatakan, “Yang sudah terdeteksi jumlahnya meninggal 24 orang, termasuk yang sudah dikirim 10 orang ke Makassar.”
Baca Juga : Taufan Pawe Temui Nurdin Abdullah, Begini Reaksi Relawan
Komandan Distrik Militer 1702 Jayawijaya Letkol Inf Candra Dianto menyebut ada sekitar 5.500 pengungsi korban kerusuhan Wamena di markas Kodim 1702, per Sabtu, 28 September 2019.
Warga yang mengungsi di markas Kodim umumnya hanya membawa baju di badan. Sementara bantuan pangan pokok dari pemerintah atau pengungsi korban kerusuhan Wamena, menurut dia, baru difokuskan ke satu posko pengungsian.
“Kami minta informasi ini disebarkan seluas-luasnya agar banyak pihak yang tergerak untuk membantu para korban yang kini tengah mengungsi,” katanya melalui sambungan ponsel.
Baca Juga : Dapat Remisi Kemerdekaan, Nurdin Abdullah Bebas Dari Lapas Sukamiskin
Candra menuturkan bantuan dari Pemprov Papua hanya tersalur ke posko pengungsian Gedung Okumarek yang dibuka oleh Pemerintah Kabupaten Jayawijaya. Markas Kodim 1702, menurut dia, hanya mengandalkan logistik yang masih tersedia di markas.
“Pengungsi tidak mau ke Okumarek. Warganya maunya di Kodim, sementara dapur lapangan Pemda ada di Okumarek,” ujar Candra.
Editor: Awang Darmawan
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar