SULSELSATU.com, JAKARTA – 13 polisi yang terlibat dalam pengamanan unjuk rasa mahasiswa yang berakhir bentrok di DPRD Sulawesi Tenggara diamankan di Mapolda.
“Saat ini ada 13 anggota polisi yang diamankan di Polda Sultra. Tidak disel tapi tidak diperbolehkan keluar dari Mapolda Sultra,” kata Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sultra, Mastri Susilo, dilansir dari Detik, Senin (30/9/2019).
Mastri mengatakan informasi 13 polisi diamankan merupakan hasil koordinasi yang dilakukan bersama Wakapolda Sultra dan Irwasda Polda Sultra hari ini. Dia mengatakan ke-13 polisi tersebut diduga melakukan pelanggaran terkait pengamanan aksi demo di DPRD Sultra.
Baca Juga : VIDEO: Nongkrong di Cafe, Mahasiswa UMI Makassar Tewas Diserang OTK
“Ada dugaan 13 anggota ini melakukan kesalahan prosedur saat pengamanan unjuk rasa lalu,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan 13 polisi itu diamankan beserta dengan senjata yang diduga dibawa dalam pengamanan aksi. Namun belum diketahui secara jelas apakah senjata yang diamankan berupa laras panjang atau pistol.
Sebelumnya diberitakan, tim investigasi Mabes Polri menyelidiki kasus tertembaknya mahasiswa Universitas Halu Oleo, Kendari, Sultra. Polisi yang mengamankan demo ricuh di DPRD Sultra ikut diperiksa.
Baca Juga : Keluarga Randi Kecewa 6 Polisi di Kendari Dihukum Ringan
“Semua para komandan dilakukan pemeriksaan oleh tim Provost Propam Mabes Polri,” ujar Kabid Humas Polda Sultra AKBP Harry Goldenhartd kepada wartawan, Sabtu (28/9/2019).
Pemeriksaan komandan pengamanan demo ricuh di DPRD Sultra menurut dia dilakukan sejak Jumat (27/9). Harry menyebut jumlah personel gabungan pengamanan di DPRD Sultra mencapai 831 orang.
Demo ricuh di gedung DPRD Sultra terjadi pada Kamis (26/9). Dalam kericuhan tersebut, dua mahasiswa Universitas Halu Oleo tewas. Randi menjadi korban tewas setelah mendapat tembakan pada ketiak kiri hingga menembus dada pada bagian kanan. Sementara Yusuf meninggal karena benda tumpul.
Baca Juga : Dua Mahasiswa Tewas, Polisi di Kendari Hanya Dikenai Sanksi Penundaan Kenaikan Jabatan
Editor: Hendra Wijaya
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar