SULSELSATU.com, JAKARTA – 10 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berkolaborasi untuk menyehatkan kembali kondisi keuangan PT Merpati Nusantara Airlines atau Merpati.
Kerja Sama Operasi (KSO) BUMN ini diprakarsai PT Garuda Indonesia (Persero). Selain Garuda, sembilan BUMN lain yang terlibat dalam ‘keroyokan’ ini seperti PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), Perum Bulog, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero), serta perbankan yang tergabung dalam Himbara, yaitu PT Bank BTN (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank BNI (Persero) Tbk, dan PT Bank BRI (Persero) Tbk.
Direktur Utama Merpati Nusantara Airlines, Asep Ekanugraha mengatakan, KSO ini diharapkan dapat memberikan pemasukan kepada perseroan. Pemasukan diharapkan bisa membantu Merpati mengudara lagi secara komersial.
Baca Juga : Kementerian BUMN Lapor Pendapatan Negara dari Dividen Capai 100% Sebesar 85,5 T, Target 90 T di 2025
Setelah berhenti operasional di 2014, praktis pendapatan utama perseroan hanya ditopang dari dua anak usaha, yakni PT Merpati Maintenance Facility (MMF) dan PT Merpati Training Center.
“Merpati harus bisa running, sebelum bisa beroperasi full, dia harus bisa menghidupi diri sendiri,” kata Asep seperti dilansir CNNIndonesia, Rabu (16/10/2019).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara mengatakan KSO keroyokan ini mencakup bidang pelayanan kargo udara, maintenance repair & overhaul (MRO), dan training center (pusat pelatihan).
Baca Juga : Kementerian BUMN Dukung Pelindungan Pekerja Migran Indonesia
Dalam bidang pelayanan kargo udara, seluruh BUMN tersebut akan mendukung pengelolaan usaha kargo milik Merpati. Fokus pengiriman barang-barang diutamakan di wilayah Indonesia Timur, yaitu rute Jayapura-Wamena dan Timika-Wamen secara pulang pergi (PP). Dalam hal ini, Garuda Indonesia akan menyediakan armada pesawat.
Ari mengatakan Garuda Indonesia telah menyiapkan lima armada kargo (cargo freighter) untuk layanan bisnis kargo Merpati. Armada tersebut tiga di antaranya milik Garuda Indonesia dan dua milik Citilink Indonesia.
Setiap armada memiliki kapasitas hingga 12,5 ton. Selanjutnya, perseroan akan menambah tiga armada cargo freighter di tahun 2020.
Baca Juga : 10 Tahun Pemerintahan Presiden Joko Widodo, BRI Jadi BUMN dengan Setoran Dividen Terbesar ke Negara
Jadi total armada yang disiapkan untuk bisnis kargo Merpati menjadi delapan unit pada tahun depan.
“Yang paling penting kami tolong Merpati, sehingga Merpati sekarang bisa going concern. Restrukturisasi ini sudah diterima oleh PPA (Perusahaan Pengelola Aset) sebagai pemegang kuasa dari pemerintah untuk restrukturisasi Merpati,” katanya.
Sementara itu, KSO dalam bidang MRO Merpati akan menyediakan layanan perawatan turbin milik Pertamina dan PLN. Dalam hal ini, layanan perawatan turbin akan dilakukan oleh entitas anak Merpati, Merpati Maintenance Facility bersama dengan lini bisnis MRO Garuda Indonesia, GMF AeroAsia.
Baca Juga : Fantastis! Setoran BRI ke Kas Negara Tembus Rp192,06 Triliun
Lalu, KSO dalam usaha training centre, Ari mengatakan Garuda Indonesia akan ikut mengelola pusat pendidikan milik Merpati, yaitu Merpati Training Center.
Dalam KSO ini, ia menegaskan tidak ada suntikan dana dari seluruh BUMN kepada Merpati. Khusus untuk Garuda Indonesia, lanjutnya, akan menerima pembayaran magement fee dan at cost atau biaya yang dibayar sesuai dengan kebutuhan lantaran Garuda Indonesia telah menyediakan berbagai fasilitas bagi Merpati. Namun, ia menegaskan Garuda Indonesia tidak mengambil untung dalam kerja sama ini.
“Jadi kerja sama ini membantu Merpati untuk going concern, mendatangkan bisnis untuk Merpati tetapi Garuda juga dalam hal ini tidak merugi dan tidak terbebani,” tuturnya.
Baca Juga : BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024
Kerja sama ini akan dimulai pada November mendatang dan berlaku selama 38 tahun. Namun demikian, kerja sama ini akan dikaji setiap lima tahun sekali
Editor: Hendra Wijaya
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar