Kurdi Tuding Militer Turki Gunakan Senjata Terlarang di Suriah

Kurdi Tuding Militer Turki Gunakan Senjata Terlarang di Suriah

SULSELSATU.com, JAKARTA – Kurdi menuding militer Turki menggunakan senjata berbahaya dalam gempuran ke utara Suriah, terutama Ras al-Ain. Senjata yang digunakan diduga sepeti bom bakar dan amunisi fosfor putih.

“Agresi Turki menggunakan semua senjata yang tersedia terhadap Ras al-Ain,” demikian pernyataan Kurdi yang dikutip dari CNNIndonesia dari AFP.

Mereka menyatakan bahwa pasukan Presiden Recep Tayyip Erdogan mulai menghalalkan penggunaan segala jenis senjata karena tidak menyangka Kurdi dapat melakukan perlawanan sengit.

“Dihadapkan dengan kegagalan rencananya, Erdogan menggunakan senjata yang dilarang secara global, seperti fosfor dan bom bakar,” bunyi pernyataan Kurdi.

Kelompok Kurdi tersebut lantas mengunggah video yang menunjukkan anak-anak menderita luka bakar. Seorang dokter di Hasakeh mengonfirmasi bahwa luka semacam itu kemungkinan besar akibat terpapar senjata terlarang.

Kepala Syrian Observatory for Human Rights, Rami Abdel Rahman, mengakui ada peningkatan jumlah luka bakar dalam pertempuran di daerah Ras al-ain selama dua hari belakangan.

Namun, kelompok pemantau tersebut belum dapat mengonfirmasi penyebab luka bakar tersebut, senjata terlarang atau bukan.

Di tengah kisruh ini, Pasukan Demokratik Suriah (SDF) selaku tentara defacto di daerah Kurdi, mendesak organisasi-organisasi internasional untuk mengirimkan ahli ke lokasi.

“Kami mendesak organisasi internasional untuk mengirimkan tim guna menyelidiki sejumlah luka akibat serangan. Fasilitas medis di Suriah sangat kekurangan tim ahli,” kata juru bicara SDF.

Turki mulai melakukan gempuran ke utara Suriah untuk mengusir pasukan Kurdi, kelompok yang mereka anggap sebagai teroris. Selama ini, kaum Kurdi memang terus menyerukan separatisme di Turki.

Kurdi sendiri selama ini bekerja sama dengan pasukan Amerika Serikat untuk menggempur ISIS di Suriah. Namun, Turki tetap melakukan gempuran setelah dilaporkan mendapatkan “lampu hijau” dari Presiden Donald Trump.

Tak lama setelah Presiden Recep Tayyip Erdogan mengumumkan rencana gempuran ini pada pekan lalu, Trump pun menarik pasukan AS dari wilayah Kurdi dengan dalih menghindari korban jatuh dari pihaknya.

Pasukan Kurdi pun merasa AS mengkhianati mereka. Ketika dunia mulai mengkritik Turki, Trump membantah ia memberikan lampu hijau.

Trump lantas mengutus Wakil Presiden AS, Mike Pence, dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo untuk membujuk agar Turki mau melakukan gencatan senjata di Suriah.

Namun, Erdogan menegaskan bahwa Turki tidak akan mendeklarasikan gencatan senjata selama masih ada ancaman terorisme dari Kurdi.

Editor: Hendra Wijaya

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Berita Terkait
Baca Juga