SULSELSATU.com, JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj mengungkapkan jika saat ini ada sejumlah pihak berkeinginan untuk menghancurkan NU. Pihak-pihak tersebut diklaim menyiapkan sejumlah agenda besar untuk menghancurkan NU sebelum 2024.
Said mengatakan pihak-pihak yang ingin menghancurkan NU itu adalah kelompok yang selama ini menyimpan ketidaksukaan terhadap organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut.
“Ini pasti yang nggak senang NU, ada agenda rencana bagaimana menghancurkan NU sebelum 2024,” kata Said Aqil, seperti dikutip dari CNNIndonesia, Jumat (18/10/2019).
Baca Juga : Tiga Pesan Zudan Arif di Konferwil NU Sulsel
Kedongkolan itu, kata dia, diperparah saat Joko Widodo (Jokowi) bersama Ma’ruf Amin yang merupakan kader NU, berhasil memenangi Pilpres 2019, dan sebentar lagi disahkan menjadi pasangan pemimpin pemerintahan Indonesia.
“Jelas dong, indikasinya pihak manapun yang di luar NU ini betapa dongkolnya, karena kemenangan Jokowi-Ma’ruf sebagai kader NU, atau kiai NU, sejak kecil, sejak muda, jadi aktivis NU mencapai puncak wakil presiden, pimpinan nasional,” kata Said.
Kendati demikian, Said enggan mengungkapkan secara lugas identitas pihak yang ingin menghancurkan NU tersebut. Menurutnya, bagi kelompok itu, apapun yang dilakukan NU pasti dipandang secara negatif.
Baca Juga : Lepas Jalan Sehat Nahdlatul Ulama, Adnan Minta NU Gowa Terus Berkontribusi pada Pembangunan Daerah
Termasuk pula saat PBNU bersama sineas Livi Zheng, merilis trailer film ‘The Santri’ hasil kerjasama mereka. Banyak kritikan tajam langsung diarahkan kepada NU.
“Pokoknya yang tidak senang NU, saya tidak bisa menyebut namanya, kita semua merasakan, bahwa apapun yang dilakukan NU, jangankan jelek, baikpun yang namanya film The Santri, belum belum (tayang) , baru trailernya itu sudah komentarnya caci maki mengkafirkan dan sebagainya,” katanya.
Said mengatakan film The Santri belum mencapai tahap produksi penuh, dan baru akan mulai digarap pada April 2020 mendatang.
Baca Juga : Lanjutkan Silaturahim, Kapolri Temui Ketua Umum MUI
Ia meyakini, kritik terhadap The Santri tersebut bukanlah semata untuk mengomentari isi konten trailer filmnya, melainkan hanya luapan kebencian orang-orang yang tak suka dengan NU.
“Belum dibikin, film itu belum, baru nanti April, tahun depan baru, tapi karena film itu miliknya NU, langsung dikafir-kafirkan, tapi kalau orang lain bikin film, mau pacaran, mau apa, enggak ada komentar,” kata dia.
Oleh karena itu, Said Aqil pun mengingatkan kepada seluruh kader NU, bahwa tantangan organisasi yang berdiri pada 1926 di Surabaya itu akan semakin berat.
Baca Juga : Kompolnas Apresiasi Silaturahim Kapolri dengan Ormas Islam
“Tantangan kita ke depan, luar biasa lebih dari pada yang dihadapi kiai dulu. Kalau dulu Wahabi-nya di (Arab) Saudi, 10 jam [terbang pakai] pesawat, sekarang Wahabi-nya di depan kita, kanan kiri kita. Jadi NU harus punya lebih prinsip pertahankan. Simbolnya adalah ziarah ke leluhur,” katanya.
Untuk itu menjelang peringatan Hari Santri Nasional pada 22 Oktober, dirinya mengaku secara khusus datang ke Jatim untuk melakukan ziarah ke makam ke pendiri NU yakni KH Wachid Hasyim Asyari dan sejumlah kiai besar lainnya.
“PBNU telah ziarah ke pendiri NU tadi pagi ke mbah Wachid Hasyim, kemudian ke mbah Wahab, mbah Bisri, kemudian mbah Romli. Besok, ziarah ke makam KH Hasan Gipo, Ketua PBNU pertama. Itu prinsip yang kita pertahankan,” ujarnya.
Baca Juga : Jokowi: Selamat Harlah ke-95 Nahdlatul Ulama
“Supaya kita mengambil uswah atau keteladanan dari beliau-beliau (pendahulu NU). Kita harus melanjutkan estafet bahkan lebih baik lagi atau kuat lagi dari beliau-beliau,” katanya.
Editor: Awang Darmawan
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar