SULSELSATU.com, MAKASSAR – Kepala Dinas Perikanan dan Pertanian (DP2) Kota Makassar bersama rombongan berkunjung ke Kampung Romang Tangayya, di salah satu sudut Kota Makassar yang berbatasan dengan Kabupaten Gowa yang senantiasa tenggelam di musim hujan, sehingga menyulitkan warga mengakses energy gas untuk kebutuhan rumah tangga.
Pemkot Makassar melalu Dinas Perikanan dan Pertanian memberi bantuan berupa pengadaan instalasi teknologi biogas dari kotoran sapi. Jumlah instalasi terpasang sebanyak 15 instalasi dan diharapkan bisa mencapai 70 KK pada akhir 2021. Instalasi biogas yang digunakan berupa bak permanen, bukan fiber seperti umumnya di tempat lain.
Pertimbangannya, daerah tersebut bukan daerah rawan gempa, mudah diperbaiki ketika rusak, pipa gampang diganti. Keberadaan biogas juga bisa mengurangi beban ekonomi keluarga sekitar Rp1,2 juta–Rp2,4 juta per tahun. Sisa biogas juga dimanfaatkan sebagai pupuk organik di sawah warga.
Baca Juga : Harga Ikan Jadi Penyumbang Inflasi, DP2 Makassar: Faktor Cuaca Buruk
Daeng Tia (55 tahun) baru saja menyeduh air panas. Nyala api terlihat stabil. Sebuah indikator panas terpasang di samping kompor gas yang digunakannya. Energi untuk menyalakan kompor gas ini berasal dari biogas memanfaatkan kotoran sapi.
Warga Kampung Romang Tangayya, Kelurahan Tamangapa, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan ini telah menikmati fasilitas kompor gas ini sejak awal 2019 lalu, bantuan dari Dinas Perikanan dan Peternakan (DPP) Kota Makassar.
“Sampai sekarang masih bagus, pak. Pernah sempat macet, tapi sekarang sudah bagus,” katanya, Selasa (22/10/2019).
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar