Tak Lagi Mentan, Amran Sulaiman ke Mana?

Tak Lagi Mentan, Amran Sulaiman ke Mana?

SULSELSATU.com, JAKARTA – Amran Sulaiman tak lagi menjabat Menteri Pertanian. Ia digantikan mantan gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo.

Tak lagi Mentan, Amran ke mana?

“Aku pamit undur diri, pulang kampung, berbakti dari pinggiran,” kata pria kelahiran Sulawesi Selatan tersebut dalam upacara serah terima jabatan (sertijab), di kantor Kementan, Jakarta, seperti dilansir dari Detik, Jumat (25/10/2019).

Setijab Menteri Pertanian dari Amran Sulaiman ke Syahrul Yasin Limpo di Kantor Kementan, kawasan Ragunan, Jakarta.

Amran mengungkapkan, usai melepas jabatannya sebagai Mentan, ia akan kembali menjalankan sejumlah usahanya yang tersebar di wilayan Indonesia dan juga luar negeri.

“Nanti setelah tak jadi Mentan kembali menjadi pengusaha. Di seluruh wilayah Indonesia dan luar wilayah Indonesia,” ujar Amran.

Sebaga informasi, Amran Sulaiman merupakan lulusan S1, S2, S3 Pertanian Universitas Hasanuddin dan bekerja sebagai Pegawai PTPN XIV, Dosen Universitas Hasanuddin, Makassar, Direktur dan Founder Tiran Group.

10 Perusahaan yang masuk dalam unit bisnis Tiran Group adalah sebagai berikut:

PT Tiran Indonesia (tambang emas)
PT Tiran Sulawesi (perkebunan tebu dan sawit)
PT Tiran Makassar (distributor Unilever)
PT Tiran Bombana (emas, timah hitam)
PT Tiran Mineral (tambang nikel)
PT Amrul Nadin (SPBU percontohan Maros)
CV Empos Tiran (produsen rodentisida)
CV Profita Lestari (distributor pestisida)
CV Empos (distributor Semen Tonasa)
PT Bahteramas (pabrik gula di Konawe Selatan).

PT Tiran Group bekerjasama dengan perusahaan Timur Tengah akan membangun dua unit pabrik gula di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara untuk menjawab kekurangan kebutuhan gula khususnya di wilayah kawasan Indonesia Timur yang mencapai 240 ribu ton gula per tahun.

Sementara kemampuan untuk menyuplai kebutuhan gula hanya ada di empat pabrik, yakni Bone, Camming, Takalar dan Gorontalo.

Sedangkan kemampuan produksinya sekitar 40 ribu ton, sehingga masih kekurangan sekitar 200 ribu ton untuk kawasan Timur Indonesia, akibatnya pemerintah mengimpor gula.

Editor: Hendra Wijaya

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Berita Terkait
Baca Juga