SULSELSATU.com, MAKASSAR – Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah menyampaikan beberapa arahan pada Dialog Interaktif Lembaga Jasa Keuangan Bersama Gubernur Sulawesi Selatan dan Otoritas Jasa Keuangan. Dialog dengan tema Inklusi Keuangan Untuk Semua tersebut, dilaksanakan di Hotel Aston Makassar, Sabtu (26/10/2019).
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Pemprov Sulsel, OJK Regional 6 Sulampua, dan Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan Sulselbar. Selain gubernur, hadir sebagai pembicara yakni Deputi Komisioner Bidang Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK RI, Sarjito, Deputi Komisioner Bidang Pengawasan Perbankan OJK RI, Slamet Edi Purnomo, serta Kepala OJK 6 Sulampua, Zulmi.
Baca Juga : Prof Zudan Ajak Jaga Benteng Somba Opu, Miniatur Budaya Sulsel
“Kegiatan ini sangat tepat dalam rangka percepatan pembangunan di Sulawesi Selatan,” kata Prof Nurdin, di awal arahannya.
Beberapa harapan untuk percepatan pembangunan Sulsel disampaikan Gubernur. Ada beberapa kendala yang harus diselesaikan. Misalnya, untuk pemenuhan bahan baku industri dari masyarakat.
Ia mencontohkan, untuk bahan baku industri karagenan atau produk olahan rumput laut merah di Pinrang, masih kurang. Industri keragenan ini akan menjadi industri keragenan terbesar di dunia.
Baca Juga : Pemprov Sulsel Belum Bayar DBH, Pemkot Makassar Terancam Evaluasi Program hingga Pegawai Laskar Pelangi
“Kemarin mengunjungi salah satu industri keragenan, bahan bakunya adalah rumput laut. Ternyata opportunity sangat besar, dan saya lihat memang ada yang yang harus kita sama-sama intervensi. Kapasitas industri itu sekitar 100 ton per hari, tetapi masyarakat baru mampu mensuplai 30 sampai 50 ton,” kata Nurdin.
Hal lainnya, adalah tantangan Sulsel sebagai penyangga pangan nasional dan tumbuh dari sektor pertanian. Tetapi, Pendapatan Asli Daerah (PAD) murni Sulsel justru didominasi oleh pajak kendaraan.
“Sangat ironi, ini sebuah peluang yang tentu harus kita kaji bersama. Kenapa kita dari sektor pertanian, perikanan, peternakan. Tapi pendapatan kita didominasi oleh pajak kendaraan,” ujarnya.
Baca Juga : Mensos dan Pj Gubernur Sulsel Tinjau Lokasi Banjir di Perumnas Antang Makassar
Keunggulan lain adalah sektor pariwisata Sulsel yang patut untuk dikembangkan. Masalah yang ada adalah konektivitas.
“Orang kalau ke Bira, rasanya malas untuk tinggalkan Bira. Tetapi kalau kita berniat mau ke Bira malas. Alasannya karena lama ke sananya,” lanjutnya.
Ia juga berharap agar perbankan ikut berperan, untuk mengalokasikan anggaran CSR atau tanggung jawab sosial perusahaannya, untuk pembangunan toilet yang representatif di lokasi wisata.
Baca Juga : Forkopimda Sulsel Pantau Misa Malam Natal, Pastikan Kondusifitas di Gereja-Gereja
Hal lainnya yang menjadi peluang bagi Sulsel, kata Nurdin, adalah rencana pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur. Sulsel sebagai daerah terdekat, memiliki tanggung jawab paling besar sebagai daerah penyangga.
“Saya yakin, ke depan PAD akan meningkat. Sekarang kita belum menyentuh keunggulan kita,” tuturnya.
Editor: Awang Darmawan
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar