Kasusnya Disebut Rekayasa, Novel Baswedan Angkat Bicara
SULSELSATU.com, JAKARTA – Sebuah dugaan jika kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan hanya rekayasa menjadi perbincangan di media sosial. Hal itu berawal dari video pada 2017 yang menunjukkan Novel dengan kondisi mata yang tampak baik-baik saja meski baru disiram air keras.
Dari video yang viral di media sosial, saat itu ia tengah didorong di kursi roda di kawasan rumah sakit. Dari belakang, kamerawan mengambil gambarnya sambil mendekati penyidik KPK itu. Reporter kemudian menanyai soal kondisi terkininya.
Novel melirik ke arah kamera dengan kondisi mata dan wajah yang tampak tak ada bekas penyiraman air keras. Hal itu mengundang pertanyaan warganet.
Novel pun angkat bicara mengenai dugaan rekayasa itu. Dia menjelaskan video milik salah satu stasiun televisi swasta itu diambil sekitar April hingga Juni 2017. Ketika itu, ia mengaku belum dioperasi.
“Saat itu belum dilakukan operasi OOKP [Osteo Odonto Keratoprosthesis] pada mata kiri saya, karena Prof Donald Tan sedang upayakan dengan stem cell dengan cara dipasang selaput membran plasenta pada kedua mata saya,” jelas Novel melalui keterangan tertulis, Selasa (5/11/2019).
Ia menambahkan langkah stem celldimaksudkan untuk menumbuhkan jaringan mati di mata Novel. Nyatanya, hingga Agustus kondisi mata Novel tak jua membaik.
“Sedangkan diperkirakan 6 bulan setelah kejadian kedua mata akan tidak bisa melihat sama sekali,” lanjut dia.
Novel mengakui penampakan mata kirinya saat itu secara sekilas memang kelihatan seolah baik-baik saja. Karena itu diperlukan operasi OOKP untuk mata kiri yang rusaknya lebih parah.
“Seperti tidak sakit, bahkan tidak merah dan bening, seperti kelereng. Tapi sebenarnya selnya justru sudah banyak yang mati dan fungsi melihatnya sangat kurang,” jelas dia.
“Jadi wajar saja orang awam mengira saya tidak sakit. Kawan-kawan dari KPK yang dampingi saya mengetahui perkembangan pengobatan mata saya dari hari ke hari. Dan setiap updatedari dokter disampaikan ke pimpinan,” ungkap penyidik KPK itu lagi.
Kuasa Hukum Novel, Alghiffari Aqsa, menambahkan bahwa pasca-penyiraman Novel segera mencuci mukanya ke tempat wudu di masjid. Hal itu mencegah luka lebih parah di bagian wajahnya.
“Mukanya awal-awal sempat melepuh. Lukanya minim karena dia langsung lari ke tempat wudhu untuk cuci muka,” tuturnya.
“Kalau tidak dicuci kemungkinan lebih parah,” ia menambahkan.
Pada 11 April 2017, Novel disiram dua orang tak dikenal dengan air keras. Ia kemudian bolak-balik ke Singapura untuk menjalani perawatan mata. Sekitar dua bulan kemudian, video itu diambil.
Dua tahun berlalu, video Novel itu kembali beredar di media sosial Twitter melalui akun @Paltiwest pada Senin (4/11).
“Mungkin ini bisa membantu analisis om @TheArieAir. Matanya waktu itu masih bisa melirik,” tulis akun tersebut sembari menyertakan tagar #KhilafahOutNKRImaju.
Sejumlah pemilik akun merespons video tersebut seraya menyangsikan cedera di mata Novel. Bahkan ada yang menyamakan kejadian tersebut dengan skenario rekayasa kasus Ratna Sarumpaet. Di kolom komentar, ada pula yang mempertanyakan soal kondisi wajahnya yang masih terlihat mulus tanpa bekas siraman air keras.
“Mata kena asap atau debu saja berair banyak banget, bahkan buat melek saja susah. Lha ini kena air keras masih bisa melek,” tulis akun @egdjo666.
Editor: Awang Darmawan
Cek berita dan artikel yang lain di Google News