Logo Sulselsatu

Solar Langka, Pemerhati Sebut Kementerian ESDM Kurang Peka

Asrul
Asrul

Senin, 18 November 2019 10:13

istimewa
istimewa

SULSELSATU.com, PAREPARE – Praktisi dan pemerhati transportasi logistik, Bambang Haryo Soekartono, menyebut kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) berupa solar subsidi di berbagai daerah akhir-akhir ini membuktikan Kementerian Perhubungan dan kementerian terkait tidak peka dan memahami atau tidak peduli terhadap sektor transportasi dan logistik, terutama angkutan darat.

“Saya sangat prihatin kelangkaan solar berlarut-larut. Lebih prihatin lagi, kementerian terkait seperti Kementerian Perhubungan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, ESDM, hingga Kementerian Keuangan tidak bersuara, seakan tidak tahu atau tidak mau tahu dengan kesulitan yang sedang dialami angkutan darat,” katanya.

Padahal angkutan logistik darat, lanjut dia, memegang peranan sangat dominan dalam sistem transportasi nasional yakni lebih dari 85 persen. Sehingga kelangkaan solar subsidi pasti berdampak terhadap perekonomian nasional.

Baca Juga : Kementerian ESDM Jadikan PT Vale IGP Pomalaa Teladan Praktik Pertambangan Berkelanjutan

Menurutnya, angkutan darat merupakan urat nadi perekonomian, bukan hanya perannya yang sangat dominan melainkan juga konektivitas sangat erat dengan angkutan lain, baik laut, kereta api, maupun udara.

Semua transportasi lain bergantung pada angkutan darat untuk mengirim barang dari hulu hingga hilir atau konsumen.

“Multiplier effect’ akibat kelangkaan BBM ini sangat luas, ekonomi lambat karena logistik terhambat, sehingga harga-harga akan naik dan inflasi meningkat. Tentu hal ini tidak mendukung upaya Presiden Joko Widodo untuk menggenjot ekonomi,” ujarnya.

Baca Juga : Pertambangan Terintegrasi Berkelanjutan, PT Vale Indonesia Raih GMP Award Kementerian ESDM 2024

Ia mengatakan, Kemenhub sebagai instansi yang paling bertanggung jawab terhadap konektivitas seharusnya paling peduli berada di depan mengatasi kelangkaan solar subsidi.

“Kemenhub sangat cepat merespons isu-isu populer, seperti skuter listrik, dibandingkan dengan isu logistik. Persoalan skuter listrik serahkan saja kepada pemda atau Dishub, Kemenhub perhatikan isu-isu besar,” kata mantan Wakil Sekjen Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) ini.

Bambang Haryo mengingatkan, Indonesia sedang berpacu dengan waktu untuk menghindari ancaman resesi dalam waktu dekat, dan pemerintah tidak boleh bekerja santai dan mengklaim bahwa ekonomi Indonesia baik-baik saja.

Baca Juga : Buruan, Pembelian Motor Listrik Dapat Subsidi Pemerintah Rp7 Juta

Kelangkaan solar subsidi yang berlarut-larut juga memberikan kesan negara tidak hadir, terutama untuk memberantas mafia BBM subsidi sehingga kuota solar selalu jebol.

Menurut dia, sudah menjadi rahasia umum bahwa solar subsidi mengalir ke industri melalui para spekulan BBM yang sering disebut pengerit atau pelangsir.

Dirinya menduga, keberadaan para pengerit atau pelangsir yang bekerja sama dengan oknum SPBU itu diketahui oleh Pertamina dan penegak hukum, tapi seakan ditoleransi dan dibiarkan sehingga kelangkaan solar terus terjadi.

Baca Juga : Pemerintah Siapkan Rp15,3 Triliun untuk Bantuan Listrik Corona

“Hampir 50 persen dari kuota solar subsidi itu diperkirakan menguap ke industri di daerah-daerah, sedikit saja yang tersisa untuk angkutan logistik dan angkutan umum. Saya mengharapkan pemerintah serius dan tegas memberantas kebocoran BBM yang masif ini. Kita minta BPK, KPK, dan Polri turun tangan,” tegasnya.

Dia mengatakan, kelangkaan solar seharusnya tidak terjadi ketika ekonomi sedang menurun seperti sekarang. Pemerintah atas persetujuan DPR RI menetapkan kuota solar subsidi 14,5 juta kiloliter pada 2019, sementara pertumbuhan ekonomi sekitar 5 persen.

Sebagai perbandingan, lanjut dia, kuota solar subsidi pada 2010 hanya 11,2 juta KL, padahal pertumbuhan ekonomi saat itu 6,1 persen.

Baca Juga : Mulai Pertengahan Tahun Ini Pemerintah Setop Subsidi Elpiji 3 Kg

Bambang Haryo mendesak pemerintah tidak berdiam diri dan segera mengatasi kelangkaan solar subsidi secara tuntas sebab jika tidak, kepercayaan investor terhadap Indonesia akan menurun mengingat masalah seperti ini tidak terjadi di negara ASEAN lainnya.

“Indonesia akan makin tertinggal dari negara lain kalau masalah ini tidak segera diatasi. Kita minta perhatian dari Presiden Jokowi, beliau harus menegur menteri-menterinya,” pungkasnya.

Penulis: Andi Fardi
Editor: Hendra Wijaya

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Yuk berbagi informasi tentang Sulawesi Selatan dengan join di group whatsapp : Citizen Journalism Sulsel

 Youtube Sulselsatu

 Komentar

 Terbaru

Makassar25 November 2024 22:48
Seminar Kesehatan dan Donor Darah Meriahkan Peringatan Hari Guru di SIT Al Fatih
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al Fatih memperingati dan menyemarakkan Hari Guru dirangkaikan Hari Kesehatan Nasional de...
Politik25 November 2024 22:39
Bawaslu Diminta Kawal Wilayah dari Serangan Fajar
SULSELSATU.com, MAKASSAR — Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, menyoroti maraknya praktik politik uang atau serangan fajar menjelang Pem...
Metropolitan25 November 2024 22:36
Tok! APBD Makassar 2025 Capai Rp5,7 Triliun
SULSELSATU.com, MAKASSAR — Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar resmi menyepakati Anggaran ...
Hukum25 November 2024 21:36
12 Daerah Rawan di Sulsel Dapat Pengamanan Khusus untuk Pilkada 2024
SULSELSATU.com, MAKASSAR — Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) telah memetakan 12 daerah yang bakal menjadi perhatian khusus dalam proses pemungutan sua...