Mendag Agus Puji Kreatifitas NA Bangun Sulsel
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto memuji kreativitas Gubernur Nurdin Abdullah dalam membangun Sulawesi Selatan.
“Saya senang dengan Gubernur Sulsel Prof Nurdin Abdullah betul-betul memiliki kreativitas untuk membantu provinsi Sulawesi Selatan,” ungkap Mendag Agus Suparmanto, saat pembukaan Forum sosialisasi kebijakan perdagangan dalam negeri, di The Rinra Hotel, Rabu, (20/11/2019).
Ia menyebutkan, sesuai arahan dari Presiden Republik Indonesia, pihaknya berkomitmen mendukung perdagangan termasuk mendukung penuh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
“Karena ini merupakan komitmen kami, dan sesuai dengan arahan bapak presiden, jadi saya juga harus aktif ingin memajukan Provinsi Sulawesi Selatan,” katanya
Terlebih, kata Agus, berdasarkan potensi yang dimiliki Sulsel, pemerintah pusat berkomitmen mendukung perdagangan Sulawesi Selatan dengan terus melakukan koordinasi bersama Nurdin Abdullah.
“Tadi dengan apa yang disampaikan Bapak Gubernur kami, siap men-support provinsi Sulawesi Selatan, berkoordinasi dengan bapak Gubernur,” paparnya
Sementara, Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah (NA) mengaku bersyukur atas adanya kebijakan presiden di bidang perdagangan, sehingga Pemprov Sulsel berhasil membuka jalur ekspor langsung (Direct Call) melalui New Port Makassar pada November 2018 lalu. Program ini membuat ekspor Sulsel meningkat tajam dan menyumbang tingginya angka pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan.
“Jadi pertumbuhan ekspor kita cukup naik signifikan,” sebut Nurdin.
Kepada Mendagri Agus Suparmanto, mantan Bupati Bantaeng periode 2008-2018 ini menyampaikan, Direct Call export berhail memangkas waktu perjalanan ekspor lebih dari 10 hari dan menghemat biaya kontainer hingga 200 USD.
“Saya juga Alhamdulillah Pak (Mendagri Agus), dengan Direct Call kita kita bisa memangkas jarak, waktu tempuh. Waktu tempuh kita selama ini ke Jepang habis waktu sekitar 30 hari, sekarang tinggal 14 Hari,” pungkasnya.
Namun, menurut Nurdin Abdullah, kenaikan nilai ekspor Sulsel belum berdampak signifikasn pada kesejahteraan petani, disebabkan ketergantungan petani dan nelayan pada pengumpul.
“Cuma masalah yang kita hadapi sekarang ini adalah petani dan nelayan kita belum menikmati harga yang baik, harga tinggi harga itu masih dinikmati di level pedangan belum lagi para nelayan dan petani masih bergantung pada rentenir,” ungkapnya.
“Jadi ini juga menjadi problem kita, sistem itu masih jalan sama dengan komoditas jagung petani itu menikmati hasil, tapi tidak menikmati harga dia udah punya jagung tapi tidak menikmati, makanya kemarin saya udah mengundang beberapa pengguna yang besar supaya ini kita selesaikan,” sambungnya.
Penulis: Jahir Majid
Editor: Hendra Wijaya
Cek berita dan artikel yang lain di Google News