JAKARTA – Dukungan terus mengalir kepada gelandang Arsenal, Mesut Ozil yang mengkritik China atas perlakuannya terhadap Muslim Uighur di provinsi Xinjiang.
Seperti dilansir CNNIndonesia, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo juga angkat suara soal reaksi China terhadap Ozil. Menurut Pompeo, China tidak bisa menyembunyikan kenyataan karena semua akan terungkap.
“Saluran propaganda Partai Komunis Tiongkok dapat menyensor @MesutOzil1088 dan pertandingan Arsenal sepanjang musim, tetapi kebenaran akan menang,” tulis Pompeo di Twitter, Selasa (17/12) seperti dikutip dari AFP.
Baca Juga : China Berhasil Tanam CHip di Otak Manusia, Orang Lumpuh Bisa Kembali Bergerak
Baca juga: China.html">Ozil Kecewa, Negara Islam Abai dengan Muslim Uighur di China
“PKC tidak bisa menyembunyikan pelanggaran #HumanRights yang dilakukan terhadap Uighur dan agama lain dari dunia,” ucap Pompeo.
Baca juga: China-angkat-suara-soal-cuitan-ozil-yang-singgung-muslim-uighur.html">Cuitan Ozil Soal Muslim Uighur Bikin Ngambek TV China, Batal Siarkan Arsenal Vs City
Baca Juga : Orang Mati Bisa Jadi Hidup di Tangan Perusahaan Super Brain Asal China
Pemerintah Inggris juga sudah menanggapi perlakuan China terhadap Arsenal. Mereka mengatakan bahwa pihaknya secara konsisten membela kebebasan berbicara dan berekspresi dan mendesak negara-negara lain untuk melakukan hal yang sama.
Baca juga: China-angkat-suara-soal-cuitan-ozil-yang-singgung-muslim-uighur.html">Pemerintah China Angkat Suara Soal Cuitan Ozil yang Singgung Muslim Uighur
“Kami memiliki keprihatinan serius tentang situasi hak asasi manusia di Xinjiang dan telah mengangkat ini secara teratur dengan pemerintah China dan di PBB,” kata seorang juru bicara pemerintah.
Ozil, warga negara Jerman asal Turki itu menuding China menekan dan mempersekusi Muslim Uighur terutama dalam menjalankan keyakinan.
Dalam kicauan di Twitter, Ozil menyebut Xinjiang dengan nama Turkistan Timur. Turkistan Timur merupakan nama yang selama ini dipakai etnis Uighur yang pro-separatis untuk menyebut Xinjiang.
Baca Juga : VIDEO: Cinta Tak Mengenal Batas Negara, Pria Asal Belopa Resmi Nikahi Wanita Asal China
“Mereka membakar Alquran, menutup masjid, menutup madrasah, dan membunuh para tokoh mereka (Uighur). Para pria dipaksa tinggal dalam kamp dan keluarga mereka dipaksa tinggal dengan orang-orang China. Para wanitanya dipaksa menikah dengan orang-orang China,” tulis Ozil di Twitter.
Dugaan persekusi dan diskriminasi etnis Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang, China telah berlangsung cukup lama. Pemerintah Tiongkok diduga menahan lebih dari satu juta etnis minoritas Muslim di kamp konsentrasi.
Laporan penahanan sewenang-wenang itu mencuat setelah kelompok pegiat hak asasi manusia, Human Rights Watch, merilis laporan pada September 2018 lalu.
Baca Juga : China Mulai Bangkit Usai Pembatasan Kembali Covid-19, Ekonomi Dinilai Bakal Cerah
Selain itu, Pemerintah China dikabarkan melarang penduduk Uighur dan Muslim lainnya di Xinjiang untuk menjalankan ibadah puasa. Larangan itu terutama berlaku bagi pegawai negeri sipil, guru, dan pelajar.
Hingga saat ini, China membantah keras tudingan pelanggaran HAM terhadap suku Uighur itu. Beijing berdalih mereka hanya menampung warga Uighur dalam sebuah program pelatihan vokasi, bukan kamp penahanan.
Hal itu, papar China, dilakukan demi membantu memberdayakan masyarakat Uighur dan menghindari mereka terpapar paham radikalisme dan ekstremisme.
Belum lama ini, China juga bereaksi keras terhadap tim bola basket NBA Houston Rockets setelah manajer umum tim, Daryl Morey menyatakan mendukung demonstran Hong Kong.
Editor: Hendra Wijaya
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar