SULSELSATU.com, JAKARTA – Kedutaan Besar China menilai media Barat berupaya mengadu domba negaranya dengan umat Islam.
Hal itu diutarakan Kedutaan Besar China di Jakarta menanggapi laporan surat kabar the Wall Street Journal yang menuding Beijing mencoba merayu sejumlah organisasi Islam di Indonesia agar tak lagi mengkritik kebijakan terkait etnis Uighur di Xinjiang.
“Sejumlah media Barat itu berupaya mengadu domba hubungan persahabatan antara Tiongkok dan dunia Muslim,” kata kedubes China melalui pernyataan yang dirilis melalui situsnya pada Rabu (18/12/2019) kemarin.
Baca Juga : China Berhasil Tanam CHip di Otak Manusia, Orang Lumpuh Bisa Kembali Bergerak
China menganggap laporan WSJ itu berisi fitnah dan mencemarkan “program anti-teror dan deradikalisasi” yang diterapkan di Xinjiang.
Beijing juga menganggap laporan itu sengaja dibuat untuk merusak stabilitas dan kemakmuran di Xinjiang dan menghambat kemajuan China.
China menyatakan pada Maret lalu, Dewan Menteri Luar Negeri Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menerbitkan sebuah resolusi berisikan pujian atas upaya Tiongkok dalam mengayomi warga Muslim di sana.
Baca Juga : Orang Mati Bisa Jadi Hidup di Tangan Perusahaan Super Brain Asal China
Sebanyak 50 negara, kata China, juga menandatangani surat bersama yang ditujukan kepada Presiden Dewan HAM PBB dan Komisaris Tinggi HAM PBB pada Juli lalu. Surat itu berisikan apresiasi 50 negara terhadap China karena berhasil menjalankan program anti-teror dan deradikalisasi di Xinjiang dengan tetap “menghormati dan menjamin hak asasi manusia.”
“Dalam pertemuan Komite III Sidang Majelis Umum PBB ke-74 Oktober lalu, lebih dari 60 negara juga memberikan pernyataan yang mengapresiasi kemajuan HAM yang luar biasa besar di Xinjiang, Tiongkok,” demikian isi pernyataan Kedubes China.
Dalam artikel berjudul ‘How China Persuaded One Muslim Nation to Keep Silent on Xinjiang Camps’, WSJ memaparkan China menggelontorkan sumbangan dan program beasiswa terhadap sejumlah organisasi massa Islam di Indonesia, seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, ketika isu soal pelanggaran HAM terhadap etnis Uighur mencuat sekitar akhir 2018 lalu.
Baca Juga : Penelitian di China Sebut AI Dapat Prediksi Gempa Bumi dengan Akurasi 70 Persen
China melalui perwakilan di Jakarta juga disebut membiayai puluhan tokoh NU, Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia (MUI), sejumlah wartawan, hingga akademisi Indonesia untuk berkunjung ke Xinjiang.
Usai serangkaian kunjungan ke Xinjiang berlangsung, sejumlah ormas Islam RI dikatakan tak lagi vokal dalam menyuarakan keprihatinan mereka terkait dugaan persekusi dan diskriminasi yang diterima etnis Uighur dari pemerintah China.
Muhammadiyah, NU, dan MUI membantah seluruh tudingan WSJ itu. China menganggap laporan WSJ itu sengaja menyampaikan penafsiran keliru terhadap kontak dan aktivitas normal antara Kedutaan Besar Tiongkok di Indonesia dengan NU, Muhammadiyah, MUI, dan berbagai kalangan lainnya di Indonesia.
Baca Juga : VIDEO: Cinta Tak Mengenal Batas Negara, Pria Asal Belopa Resmi Nikahi Wanita Asal China
Editor: Awang Darmawan
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar