SULSELSATU.com, JAKARTA – Badan Intelijen Negara (BIN) mengendus adanya potensi kampanye terselubung berbau Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) lewat rumah ibadah.
Juru Bicara BIN Wawan Purwanto menuturkan daftar potensi masalah Pilkada 2020 itu adalah evaluasi dari pelaksanaan pemilu sebelumnya, serta dari dinamika sosial yang berkembang di masing-masing daerah.
“Deteksinya seperti money politic, kampanye terselubung penggunaan rumah ibadah (dan) sekolah, kan itu dilarang. Kemudian juga ada ujaran kebencian, persebaran medsos yang cenderung kepada kampanye hitam,” kata Wawan, seperti dikutip dari CNNIndonesia, Kamis (19/12/2019).
Baca Juga : VIDEO: DPR RI Setujui Pemberhentian Budi Gunawan, Herindra Diangkat sebagai Kepala BIN
BIN juga sudah memetakan daerah-daerah rawan konflik pada Pilkada 2020. Wawan mengungkapkan BIN membelah daftar masalah di 270 daerah penyelenggara pilkada menjadi tiga tingkatan, merah, kuning, dan hijau.
Meski begitu, Wawan enggan membeberkan data kerawanan pilkada tersebut. Sebab, tegasnya, informasi intelijen itu menjadi data rahasia negara.
“Data itu ke pemda dan pompinda karena rapatnya kan itu bersama stake holder. Secara prinsip kita membuka ke mereka yang punya kompetensi mengamankan,” tuturnya.
Baca Juga : VIDEO: BIN Daerah Sulsel Gelar Vaksinasi Untuk Warga Binaan Rutan Kelas II B Jeneponto
“Nanti khawatirnya ada mereka [masyarakat di daerah rawan] antisipasi dengan eksodus,” sambung Wawan.
Pilkada Serentak akan diselenggarakan pada 23 September 2020. Kemendagri mencatat ada 107.531.640 penduduk yang berpotensi menjadi pemilih dalam helatan itu.
Gelaran ini akan menjadi pilkada serentak terbesar dalam sejarah Indonesia karena diikuti 270 daerah yang terdiri dari 9 Provinsi, 224 Kabupaten, dan 37 Kota. Pilkada tersebut juga akan menjadi yang terakhir karena pilkada berikutnya akan diserentakkan dengan pileg dan pilpres pada tahun 2024.
Baca Juga : Target Herd Immunity Tercapai Akhir Tahun, BINDA Sulsel Imbau Warga Segera Vaksin
Editor: Awang Darmawan
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar