Logo Sulselsatu

MUI Tunggu Sikap Keras Muslim Summit Soal Kondisi Muslim Uighur di China

Asrul
Asrul

Jumat, 20 Desember 2019 08:55

istimewa
istimewa

JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menaruh harapan besar pada helatan temu negara-negara Islam (Muslim Summit) di Kuala Lumpur, Malaysia, untuk menelorkan sikap keras soal dugaan penindasan dan pelanggaran HAM terhadap Muslim Uighur di China.

Kepada peserta Muslim Summit, Sekretaris Jenderal MUI Anwar Abbas menegaskan, sikap pemerintah China terhadap Muslim Uighur tak bisa diterima umat Islam dunia.

“KL Summit untuk bersikap tegas dan keras kepada pemerintah China menghentikan segala bentuk kekerasan yang dilakukannya terhadap Muslim Uighur. (untuk) Memberikan kesempatan Muslim Uighur kembali mendapatkan hak-haknya,” kata Anwar Abbas dalam keterangannya seperti dikutip dari CNNIndonesia, Kamis (19/12/2019).

Baca Juga : Lantik Pengurus Majelis Ulama Indonesia Kota Makassar, Ketua Umum MUI Sulsel Sebut Tiga Tugas

China sebagai sebuah negara, kata Anwar, memang berhak untuk mengatur negaranya sendiri. Namun demikian Anwar mengingatkan agar kewenangan negara tersebut jangan sampai menginjak-injak hak asasi rakyatnya, terutama hak-hak dasar dari umat Islam di sana.

Anwar mengatakan jika perlakuan terhadap muslim Uighur dibiarkan, bukan mustahil akan memunculkan ketegangan baru. Tidak hanya dalam skala global, tetapi juga di masing-masing negara umat Islam.

“Karena rakyat di setiap negara terutama umat Islam tentu akan meminta dan menuntut pemerintahnya untuk bersikap tegas terhadap pemerintah China,” ujar Anwar.

Baca Juga : Ratusan Remaja di Ponorogo Hamil di Luar Nikah, Ini Respons Kemenkes

Anwar berharap Muslim Summit membawa energi baru dalam sikap perlawanan terhadap penindasan yang dialami Muslim Uighur. Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), kata Anwar, tampaknya kurang responsif dan lebih banyak menunggu sehingga mendorong Mahatir Mohamad menyelenggarakan KL Summit.

“Jadi KL Summit ini jelas merupakan sebuah pertemuan yang sangat penting dan strategis karena tidak hanya berarti bagi umat Islam tapi juga bagi umat agama lain. Perhelatan itu agar tercipta saling pengertian sehingga dunia yang aman, tenteram dan damai,” kata dia.

Selain persoalan Uighur, Anwar mengatakan, sejauh ini upaya mengatasi Islamofobia hasilnya juga belum menggembirakan. Situasi ini berdampak sehingga umat Islam selalu terpojok bahkan menjadi korban tindak orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Baca Juga : Saling Terbuka, Bupati Gowa Pimpin Pertemuan antara MUI dan Yayasan Nur Mutiara Makrifatullah

Hal itu, lanjut dia, seperti yang dialami Muslim di Christchurch, Selandia Baru di mana muslim seorang bersenjata melakukan penembakan secara brutal di masjid saat gelaran salat Jumat sehingga menewaskan 60 orang.

Editor: Hendra Wijaya

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Yuk berbagi informasi tentang Sulawesi Selatan dengan join di group whatsapp : Citizen Journalism Sulsel

 Youtube Sulselsatu

 Komentar

 Terbaru

Makassar25 November 2024 22:48
Seminar Kesehatan dan Donor Darah Meriahkan Peringatan Hari Guru di SIT Al Fatih
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al Fatih memperingati dan menyemarakkan Hari Guru dirangkaikan Hari Kesehatan Nasional de...
Politik25 November 2024 22:39
Bawaslu Diminta Kawal Wilayah dari Serangan Fajar
SULSELSATU.com, MAKASSAR — Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, menyoroti maraknya praktik politik uang atau serangan fajar menjelang Pem...
Metropolitan25 November 2024 22:36
Tok! APBD Makassar 2025 Capai Rp5,7 Triliun
SULSELSATU.com, MAKASSAR — Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar resmi menyepakati Anggaran ...
Hukum25 November 2024 21:36
12 Daerah Rawan di Sulsel Dapat Pengamanan Khusus untuk Pilkada 2024
SULSELSATU.com, MAKASSAR — Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) telah memetakan 12 daerah yang bakal menjadi perhatian khusus dalam proses pemungutan sua...