Logo Sulselsatu

Jarah Ikan di Natuna, Pangkogabwilhan: Nelayan China Pakai Pukat Harimau

Asrul
Asrul

Minggu, 05 Januari 2020 20:25

Pangkogabwilhan I TNI Laksamana Madya Yudo Margono. (Puspen TNI)
Pangkogabwilhan I TNI Laksamana Madya Yudo Margono. (Puspen TNI)

TANJUNGPINANG – Kepal-kapal China masih berada di perairan Natuna. Nelayan asal Negeri Tirai Bambu bahkan menangkap ikan dengan pukat harimau yang penggunaanya dilarang Pemerintah Indonesia.

“Berdasarkan pantauan kami dari udara, mereka memang nelayan China yang menggunakan pukat harimau,” kata Pangkogabwilhan I Laksamana Madya TNI Yudo Margono di Pangkalan Udara TNI AL Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Minggu (5/1/2020) seperti dilansir Antara.

Baca juga: Tak Gentar, Kapal China Masih Bertahan 130 Mil dari Ranai Natuna

Baca Juga : China Langgar ZEE di Natuna, TNI AU Kirim Empat Pesawat Tempur F-16

Yudo menjelaskan, pukat harimau di Indonesia dilarang oleh pemerintah melalui peraturan menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2 Tahun 2015.

Baca juga: Sengketa Natuna, Mahfud MD: Akan Kami Usir dengan Segala Kemampuan

Terakhir kali nelayan China menggunakan pukat harimau di laut Natuna sekitar tahun 2016 silam, di mana saat itu TNI menangkap dua kapal negara asing tersebut.

Baca Juga : VIDEO: Sebanyak 5 KRI dan 600 Prajurit TNI Siaga Amankan Perairan Natuna

Baca juga: Soal Sengketa Natuna, Komisi I Minta China Patuhi UNCLOS

Sejak penangkapkan itu, kata Yudo, tak ada lagi nelayan China yang berani menangkap ikan di Natuna. Namun, sekarang mereka datang kembali menjarah potensi laut Indonesia.

“Bahkan aktivitas nelayan mereka kini didampingi dua kapal penjaga pantai (coast guard) dan satu pengawas perikanan China,” ungkapnya.

Baca Juga : Diprotes RI Soal Pelanggaran ZEE Natuna, China Klaim Wilayahnya

Yudo menegaskan, pihaknya telah melakukan upaya persuasif mengajak kapal penjaga pantai China membawa nelayan-nelayannya meninggalkan perairan Natuna.

Menurut dia, sesuai aturan, seharusnya nelayan China tersebut ditangkap dan diproses sesuai hukum yang berlaku. Sementara kapal penjaga pantai memang hanya diusir keluar dari perairan Indonesia.

“Tapi kita lakukan upaya damai. Meminta mereka keluar dengan sendirinya, di samping upaya negosiasi juga dilakukan Kementerian Luar Negeri Indonesia dengan China,” ujarnya.

Baca Juga : Tiongkok Labrak Zona Ekonomi Ekslusif di Natuna, Ini Sikap RI

Yudo menambahkan TNI juga telah menggelar operasi dengan menurunkan dua unsur KRI guna mengusir kapal asing tersebut keluar dari Natuna. Operasi ini, tidak memiliki batas waktu sampai kapal China betul-betul angkat kaki dari wilayah maritim Indonesia.

“Fokus kami sekarang ialah menambah kekuatan TNI di sana. Besok akan ada penambahan empat unsur KRI lagi untuk mengusir kapal-kapal tersebut,” tuturnya.

Editor: Hendra Wijaya

 

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Yuk berbagi informasi tentang Sulawesi Selatan dengan join di group whatsapp : Citizen Journalism Sulsel

 Youtube Sulselsatu

 Komentar

 Terbaru

Makassar25 November 2024 22:48
Seminar Kesehatan dan Donor Darah Meriahkan Peringatan Hari Guru di SIT Al Fatih
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al Fatih memperingati dan menyemarakkan Hari Guru dirangkaikan Hari Kesehatan Nasional de...
Politik25 November 2024 22:39
Bawaslu Diminta Kawal Wilayah dari Serangan Fajar
SULSELSATU.com, MAKASSAR — Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, menyoroti maraknya praktik politik uang atau serangan fajar menjelang Pem...
Metropolitan25 November 2024 22:36
Tok! APBD Makassar 2025 Capai Rp5,7 Triliun
SULSELSATU.com, MAKASSAR — Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar resmi menyepakati Anggaran ...
Hukum25 November 2024 21:36
12 Daerah Rawan di Sulsel Dapat Pengamanan Khusus untuk Pilkada 2024
SULSELSATU.com, MAKASSAR — Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) telah memetakan 12 daerah yang bakal menjadi perhatian khusus dalam proses pemungutan sua...