SULSELSATU.com, MAKASSAR – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) mencatat, sebanyak 1.538 kasus kekerasan terhadap anak sepanjang 2019 terjadi di Kota Makassar.
Kepala Dinas P3A Makassar Tenri A Palallo menjelaskan, sejumlah faktor penyebab kekerasan terhadap anak. Menurutnya, ada kecenderungan budaya memukul anak bagian dari mendidik.
“Misalnya, kalau di kampung kita dipukul tidak pernah melapor ke polisi. Sekarang, kalau anak-anak dipukul langsung melapor,” kata Tenri, Rabu (8/1/2020)
Baca Juga : Pembunuhan Anak 11 Tahun di Makassar Efek Buruk Gadget
Baca juga: Kekerasan Terrhadap Anak, DP3A Makassar: Awal Tahun Sudah Enam Kasus
Tak hanya itu, Tenri menilai, kasus kekerasan anak juga meningkat karena faktor ekonomi dan jenuh dari orangtua. Banyak orangtua menyekolahkan anaknya di tempat yang mahal sementara pendapatannya minim.
Orangtua mencari uang untuk membiayai, lantas datang pemberitahuan bahwa anaknya sudah dikeluarkan dari sekolah.
Baca Juga : Keluarga Penculikan dan Pembunuhan Anak 11 Tahun di Makassar Trauma Berat
“Apa tidak sinting orangtuanya,” imbuh Tenri.
Tenri pun melarang orangtua untuk mengucapkan setengah mati mencari uang agar sang anak tetap bersekolah. Menurut dia, anak punya kepekaan tinggi dan mudah tersinggung.
“Kalau tidak sanggup bilang saja maaf, Nak. Ibu tak sanggup membiayai. Orangtua tidak boleh paksakan keadaan.”
Baca Juga : DP3A Catat 15 Kasus KDRT Selama PSBB Makassar
“Di sisi lain dia lupa ada hal spiritual. Banyak fenomena kota orang miskin tampil seperti orang kaya, ada juga orang kaya tampil seperti orang miskin,” kata dia.
Penulis: Resti Setiawati
Editor: Hendra Wijaya
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar