MPM Muhammadiyah Sulsel Gaungkan Pengolahan Limbah Pertanian di Malang
SULSELSATU.com, MALANG – Mengawali tahun 2020, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar kegiatan 1st Community Empowerment Forum di Malang, 10-11 Januari 2020.
Kegiatan ini dihadiri oleh MPM tingkat wilayah dari seluruh Indonesia. Pada forum ini dibicarakan berbagai dinamika pelaksanaan kegiatan pemberdayaan dari berbagai daerah.
Salah satunya adalah MPM Sulsel yang menyampaikan kegiatan pemberdayaan melalui pengolahan limbah pertanian, khususnya arang sekam sebagai media tanam.
Kegiatan pengolahan limbah yang berlokasi di Galesong, Kab. Takalar diapresiasi oleh Ketua MPM Pusat, Dr. Nurul Yamin.
Menurutnya, problem pertanian salah satunya adalah semakin berkurangnya lahan pertanian.
Sehingga alternatif untuk mengatasi hal itu adalah pemanfaatan limbah sekam menjadi media tanam agar kegiatan bertani bisa digalakkan di rumah-rumah masyarakat.
Lebih lanjut, Yamin mengatakan bahwa produksi arang sekam yang dilakukan di Galesong setidaknya memberi dua nilai tambah.
“Pertama, arang sekam menjadi produk alternatif sarana pertanian, khususnya media tanam, yang memberikan kemudahan dalam usaha pertanian pada ruang sempit,” katanya, dalam rilis yang diterima sulselsatu.com, Sabtu (11/1/2020).
“Kedua, yaitu nilai tambah berupa hasil pertanian dari kegiatan pemanfaatan ruang sempit untuk bertani,” imbuh Yamin.
Dalam kegiatan tersebut, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel yang ikut hadir, menyerahkan produk arang sekam kepada MPM Pusat sebagai simbol partisipasi Muhammadiyah Sulsel dalam usaha pemberdayaan masyarakat untuk skala nasional.
Menurut Syaiful Saleh, arang sekam adalah produk yang sangat bagus sekaligus mengatasi masalah limbah pertanian yang tidak dimanfaatkan.
Sementara itu, Ketua MPM Sulsel, Andi Yudha Yunus, menyatakan bahwa kegiatan pengolahan limbah perlu digalakkan lebih luas.
“Pengolahan limbah pertaniah adalah salah satu bagian penting dalam kegiatan pertanian berkelanjutan. Kita perlu tularkan ini agar kegiatan lebih massif di daerah lain”, kata Yudha yang juga aktivis NGO ini.
Editor: Awang Darmawan
Cek berita dan artikel yang lain di Google News