BAGHDAD – Irak tak lagi memberikan izin kepada Amerika Serikat (AS) untuk melanjutkan operasi militernya di negara mereka.
Irak menepis laporan yang menyebutkan bahwa AS akan kembali melanjutkan operasi militer di Baghdad. Ribuan tentara AS dikerahkan ke Irak untuk mendukung pasukan lokal mencegah ISIS kembali bangkit. Mereka menjadi bagian dari koalisi internasional yang diundang Irak pada 2014 silam untuk melawan ISIS.
Namun, operasi militer itu dihentikan pada 5 Januari lalu atau dua hari setelah serangan drone AS menewaskan perwira tinggi militer Iran Mayor Jenderal Qasem Soleimani di sekitar bandara Baghdad. Serangan yang diluncurkan pada 3 Januari itu turut menewaskan salah satu tokoh militer Irak, Abu Mahdi al-Muhandis.
Baca Juga : Biden Umumkan Berakhirnya Misi Tempur Pasukan AS di Irak
Juru bicara perdana menteri Irak untuk urusan militer Abdulkarim Khalaf mengatakan bahwa pasukan koalisi tidak memiliki izin dari Baghdad untuk melakukan misi bersama.
“Operasi gabungan belum dilanjutkan dan kami belum memberikan izin,” kata Khalaf kepada AFP seperti dilansir dari CNN Indonesia.
Khalaf mengatakan pemerintah Irak telah memerintahkan koalisi untuk menghentikan operasi gabungan setelah AS meluncurkan dua serangan udara ke Irak.
Baca Juga : Iran Kembali Bombardir Pangkalan Militer AS di Baghdad Irak
Selain pembunuhan Soleimani dan Muhandis, serangan AS ke Irak pada akhir Desember lalu lalu menewaskan 25 pejuang milisi. Serangan itu diluncurkan sebagai pembalasan atas kematian kontraktor AS akibat hantaman roket.
“Perjanjiannya adalah bahwa koalisi ada di sini untuk melawan ISIS dan membantu Irak melawan ISIS, jadi kami menganggap serangan itu sebagai tindakan sepihak,” kata Khalaf.
Sebagai tanggapan, kata dia, maka operasi bersama yang meliputi penggunaan wilayah udara Irak akan dilarang. Parlemen Irak juga telah meminta pemerintah mengusir 5.000 tentara AS dari sana setelah serangan AS.
Baca Juga : Konflik Meletus, Serangan Rudal Perdana Iran Bombardir Pangkalan Militer AS di Irak
Sebelumnya, menurut laporan New York Times, Rabu (15/1) dua petinggi militer AS mengatakan bahwa Pentagon ingin melanjutkan operasi untuk memerangi ISIS.
Saat dimintai tanggapan, Pentagon mengaku tidak dapat memberikan informasi mengenai kelanjutan operasi militer tersebut. Juru bicara koalisi pimpinan-AS di Baghdad juga menolak berkomentar.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Senin kemarin mengungkapkan bahwa para pemimpin Irak secara pribadi mendukung kehadiran pasukan AS di sana, meskipun ada seruan pengusiran.
Baca Juga : Wakil Pemimpin ISIS Abu Kholdun Ditangkap di Irak
“Mereka tidak akan mengatakan secara terbuka. Tetapi secara pribadi mereka semua menerima kenyataan bahwa AS masih ada di sana melaksanakan misi anti-teror,” kata Pompeo di sebuah forum di Universitas Stanford.
Editor: Hendra Wijaya
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar