Sesuai Arahan Presiden, Pemkot Parepare Siap Respon Cepat Setiap Bencana Alam

Sesuai Arahan Presiden, Pemkot Parepare Siap Respon Cepat Setiap Bencana Alam

SULSELSATU.com, JAKARTA – Wali Kota Parepare, HM Taufan Pawe, menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penangggulangan Bencana tahun 2020 di Sentul International Convention Center, Bogor, 3-4 Februari 2020.

Rakornas itu dihadiri Kementerian/Lembaga, BNPB, para Gubernur/Bupati/Wali Kota, para BPBD Provinsi/Kab/Kota, TNI/Polri, para Kepala Bappeda Provinsi/Kab/Kota, SKPD terkait di setiap daerah, unsur perguruan tinggi, unsur media, dan para relawan penanggulangan bencana se-Indonesia. Total sekitar 10.000 peserta yang hadir dalam Rakornas yang diadakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini.

Presiden RI, Joko Widodo yang membuka Rakornas memberi arahan kepada seluruh peserta.

Isi arahan itu di antaranya adalah sinergitas dalam pencegahan dan kesiapsiagaan dari semua unsur utamanya pusat dan daerah. 

Pengendalian tata ruang berbasis risiko bencana, kolaborasi pemerintah, akademisi, dan dunia usaha dalam penanggulangan bencana.

Lalu pengembangan SDM berbasis kebencanaan, peningkatan anggaran, serta TNI/Polri tetap bersinergi dan mendukung penanggulangan bencana.

Di antara poin-poin arahan Presiden itu, ada beberapa yang sudah dilaksanakan Pemkot Parepare, termasuk bersinergi dengan Pemprov Sulsel dalam penanggulangan bencana.

“Komitmen kami tinggi terhadap penanggulangan bencana. Kami merespons cepat. Bahkan dari arahan Bapak Presiden itu sudah beberapa item yang Parepare laksanakan,” ujar Taufan Pawe.

Taufan Pawe menekankan, dalam Rakornas terungkap bahwa penanggulangan bencana sebagai tanggung jawab bersama merupakan pelaksanaan kebijakan RPJMN 2020-2024 yang diarahkan untuk mendukung agenda pembangunan ke-6 RPJMN 2020-2024. 

 

Yakni membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana, dan perubahan iklim.

Presiden Jokowi dalam Rakornas mengharapkan kebijakan ini diinternalisasi melalui berbagai prioritas perencanaan pembangunan daerah, seleksi peningkatan kapasitas, dan upaya pengurangan risiko bencana serta harus masuk dalam rencana strategis BPBD Provinsi dan Kabupaten/Kota.

“Salah satu kebijakan dan harus dilaksanakan segera adalah semua tingkatan pemerintah untuk mengurangi dampak dan ancaman long story. Yang mana agar segera menanam secara massal pada lokasi rawan longsor yaitu semacam rumput vetiver yang mampu mengurangi risiko longsor,” kata Jokowi.

Rumput vetiver memiliki kemampuan akar yang kuat dalam mengikat permukaan tanah dan akarnya dapat sampai beberapa meter ke bawah tanah. Harga murah dan mudah didapatkan.

Pada Rakornas juga disampaikan hasil seminar nasional. Di antaranya bidang manajemen kebencanaan, bidang ancaman bencana geologi dan vulkanologi terdiri dari gempa bumi, tsunami, likuifaksi, erupsi gunung berapi. 

Lalu bidang ancaman bencana hidrometeorologi terdiri dari kekeringan, karhutla, dan perubahan iklim. 

Bidang ancaman bencana hidrometeorologi terdiri dari banjir, banjir bandang, longsor, angin kencang/puting beliung, dan abrasi. 

Bidang ancaman akibat limbah dan kegagalan teknologi. Serta bidang sosialisasi Keluarga Tangguh Bencana (KATANA) dan edukasi kebencanaan.

Penulis: Andi Fardi
Editor: Awang Darmawan

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Berita Terkait
Baca Juga