Logo Sulselsatu

Tips Sehat Ala RSUD Andi Makkasau Parepare: Kenali Gejala DBD

Asrul
Asrul

Kamis, 06 Februari 2020 17:12

ilustrasi. (Int)
ilustrasi. (Int)

SULSELSATU.com, PAREPARE – Penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) disebabkan oleh virus DBD yang menginfeksi manusia lewat gigitan nyamuk DBD atau nyamuk aedes aegypti.

Kepala Bagian Infokom RSUD Andi Makkasau Kota Parepare, Mukramah menjelaskan, gejala penyakit DBD biasanya terlihat kurang lebih 15 hari setelah gigitan nyamuk. Pasien akan melalui tiga fase, yaitu fase demam, fase kritis dan fase penyembuhan.

“Fase demam biasanya ditandai demam tinggi lebih dari 40 derajat celcius selama kurang lebih 2 hingga 7 hari, muka dan kulit memerah, nyeri pada tubuh, sakit kepala, mual dan muntah, infeksi tenggorokan dan sakit di sekitar bola mata,” ujarnya, Kamis (6/2/2020).

Baca Juga : Dewan Soroti Kinerja Pemda Sidrap yang Lamban Urus DBD

Kemudian, lanjut dia, fase kritis pada penyakit DBD dapat mengecoh karena demam akan turun drastis hingga ke suhu tubuh normal sekitar 37 derajat celcius. Gejala lainnya yaitu pasien merasa sembuh, berlangsung tidak lebih dari 38 jam, penurunan trombosit tiba-tiba, risiko kebocoran pembuluh darah, ditandai dengan muntah terus menerus, mimisan, pembesaran organ hati dan nyeri perut.

“Setelah berhasil melewati fase kritis, pasien penyakit DBD biasanya akan mengalami demam. Tubuh yang demam juga sebagai penanda bahwa trombosit ikut naik perlahan ke level normal. Pada saat melakukan tes kesehatan, pasien penyakit DBD dapat dikatakan sembuh jika trombosit dan sel darah putihnya kembali normal,” ujarnya.

Ia menambahkan, gejala lainnya yang dapat menjadi pertanda kecurigaan infeksi dengue adalah nyeri di belakang bola mata (retroorbita), serta nyeri atau pegal-pegal pada otot dan sendi.

Baca Juga : Pandemi Covid-19, RSUD Parepare Imbau Jangan Takut ke Rumah Sakit

Bintik-bintik kemerahan pada kulit penderita DBD atau DD kita sebut sebagai petekie. Petekie tersebut terjadi karena adanya perdarahan yang disebabkan oleh menurunnya kadar trombosit dalam darah. Mencegah lebih baik daripada mengobati.

“Strateginya dapat berupa mengubur tumpukan sampah kaleng atau barang bekas, menguras bak mandi atau penampung air lainnya secara teratur, membuang tumpukan cairan di bawah lemari es atau dispenser, mengisi kolam atau vas berisi air dengan ikan dan semacamnya. Tempat-tempat yang berpotensi menjadi genangan air sebaiknya ditutup,” tandasnya.

Penulis: Andi Fardi
Editor: Hendra Wijaya

Baca Juga : RSUD Parepare Uji Coba Penerapan Aplikasi “Salamaki”

 

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Yuk berbagi informasi tentang Sulawesi Selatan dengan join di group whatsapp : Citizen Journalism Sulsel

 Youtube Sulselsatu

 Komentar

 Terbaru

Makassar25 November 2024 22:48
Seminar Kesehatan dan Donor Darah Meriahkan Peringatan Hari Guru di SIT Al Fatih
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al Fatih memperingati dan menyemarakkan Hari Guru dirangkaikan Hari Kesehatan Nasional de...
Politik25 November 2024 22:39
Bawaslu Diminta Kawal Wilayah dari Serangan Fajar
SULSELSATU.com, MAKASSAR — Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, menyoroti maraknya praktik politik uang atau serangan fajar menjelang Pem...
Metropolitan25 November 2024 22:36
Tok! APBD Makassar 2025 Capai Rp5,7 Triliun
SULSELSATU.com, MAKASSAR — Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar resmi menyepakati Anggaran ...
Hukum25 November 2024 21:36
12 Daerah Rawan di Sulsel Dapat Pengamanan Khusus untuk Pilkada 2024
SULSELSATU.com, MAKASSAR — Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) telah memetakan 12 daerah yang bakal menjadi perhatian khusus dalam proses pemungutan sua...