JAKARTA – Israel dan Palestina sepakat menutup sejumlah situs keagamaan di Kota Betlehem, termasuk Gereja Kelahiran Yesus pasca-ditemukannya tujuh orang terjangkit virus corona.
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, dilaporkan menyatakan status darurat di seluruh Tepi Barat selama 30 hari karena kejadian tersebut.
“Perjalanan warga Israel dan Palestina masuk dan keluar kota akan dibatasi,” kata Menteri Pertahanan Israel, Naftali Bennet, seperti dilansir dari CNNIndonesia dari CNN, Jumat (6/3/2020).
Baca Juga : VIDEO: Presiden Jokowi Terima Penghargaan Tertinggi dari Palestina
Bennet menyatakan keputusan itu diambil setelah berkoordinasi dengan pemerintah Palestina. Mereka juga mengirim 250 perlengkapan uji medis ke Palestina untuk membantu identifikasi virus corona.
Israel mengendalikan seluruh pos pemeriksaan jalur keluar masuk di Tepi Barat. Sedangkan Palestina diberi sejumlah wewenang untuk mengatur Tepi Barat.
Menurut laporan Associated Press, Kota Betlehem akan ditutup selama dua pekan. Selain Gereja Kelahiran, sejumlah situs keagamaan yang berada di kota itu juga akan ditutup.
Baca Juga : VIDEO: Pertemuan 5 Nahdliyin dengan Presiden Israel, Jokowi: Tanyakan ke PBNU
Pemerintah Palestina menyatakan ketujuh warga mereka yang tertular virus corona bekerja di sebuah hotel. Pada akhir Februari hotel itu kedatangan sejumlah wisatawan dari Yunani.
Setelah rombongan turis Yunani itu kembali, mereka ternyata positif virus corona.
Pengurus sudah menutup gereja tersebut pada Kamis kemarin pukul 16.00 waktu setempat. Sejumlah petugas dengan mengenakan pakaian pelindung menyemprotkan cairan disinfektan di bagian dalam dan luar gereja.
Baca Juga : Semakin Terpuruk, Warga Palestina Harus Makan Rumput dan Minum Air Tercemar
“Kami sudah menyemprotkan disinfektan di sejumlah kantor selama sepekan terakhir,” kata salah satu anggota tim pembersih, Tariq al-Ali.
Seorang pemandu wisata asal Palestina, Saif Saboh, menyatakan saat ini enggan menyalami para turis untuk menghindari tertular virus corona.
“Saya ketakutan. Setiap turis bisa saja sudah tertular,” ujar Saif.
Baca Juga : Israel Akhirnya Disidang di Mahkamah Internasional, Namun Keputusan Tidak Berpihak ke Rakyat Palestina
Di sisi lain, pengusaha hotel di Betlehem kecewa atas penutupan kota tersebut. Mereka mengatakan keputusan itu malah menyebabkan kepanikan di antara masyarakat.
“Hal ini akan berdampak sangat besar terhadap perekonomian. Kami mempunyai tiga ribu orang yang bekerja di sektor pariwisata dan mereka bisa kehilangan pekerjaan. Dari mana mereka akan memberi makan keluarga,? kata Kepala Asosiasi Pemilik Hotel di Betlehem, Elias al-Arja.
Secara terpisah, pengurus kawasan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, Wakaf Islam, menyatakan akan tetap menggelar salat Jumat. Biasanya ada 50 ribu umat Muslim yang beribadah Jumat di masjid tersebut.
Baca Juga : Damkar Makassar Tunjukkan Dukungan untuk Palestina dengan Water Dance di Malam Pergantian Tahun
Mereka menyatakan sudah menyemprotkan cairan disinfektan di seluruh kawasan Masjidil Aqsa.
Sampai saat ini tercatat ada 13 kasus virus corona di Israel. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan akan menyiapkan rencana paket ekonomi untuk membantu sektor swasta jika terjadi kelesuan sebagai dampak virus corona.
Editor: Hendra Wijaya
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar