SULSELSATU.com, MAKASSAR – Kondisi perekonomian nasional mengalami turbulensi pascamewabahnya virus Covid-19 (Corona). Ini diperparah penolakan besar-besaran masyarakat terhadap kebijakan Rancangan Undang Undang (RUU) Omnibus Law yang dianggap merugikan buruh.
Jika tak tertangani dengan baik, masalah tersebut menjadi ancaman serius bagi dunia usaha. Terlebih jika pemerintah dan pengusaha tidak melakukan kolaborasi.
Hal ini menjadi pembahasan dalam Rapat Pleno Pengurus Dewan Pengurus Provinsi (DPP) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sulsel 2020 yang digelar di Hotel Claro, Sabtu (14/3/2020). Rapat yang dipimpin Ketua Apindo Sulsel, Latunreng ini dihadiri para dewan pakar, dewan penasihat, dan wakil ketua.
Baca Juga : APINDO Sulsel Gelar CIMB Niaga Golf Tournament 2024 Berhadiah Rp3,5 Miliar
Latunreng menyebutkan, rapat ini nantinya akan ditindaklanjuti dengan pertemuan terbatas dengan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah untuk menjadi masukan abgi pemerintah bagaimana saling sinergi dengan pengusaha. Masalah virus corona telah merugikan pemerintah dan pengusaha. Satu hal yang paling terasa adalah berkurangnya secara drastis tingkat kunjungan wisatawan dari negara lain.
“Sektor yang paling berpengaruh dari mewabahnya virus corona adalah pariwisata dan pengusaha makan minum. Akibatnya, pemasukan dari sektor wisatawan anjlok. Wisatawan asing tidak mau ke Indonesia. Pengusaha juga jadi tidak punya pemasukan,” kata Latunreng.
Sekretaris Apindo Sulsel, Yusran Ib Hernald menambahkan, masalah pengusaha ditambah dengan munculnya penolakan buruh dan masyarakat terhadap RUU Omnibus Law. Rencananya, undang-undangan ini bertujuan untuk merampingkan regulasi yang saling tumpang tindih dan merugikan pengusaha.
Baca Juga : Grup Astra Makassar Raih Penghargaan dari DPP APINDO Sulsel Atas Komitmen Dukung UMKM
“Padahal RUU Omnibus Law ini bisa bisa memangkas semua aturan yang tumpang tindih dan menyusahkan pengusaha. Kalau ini terjadi maka jika pengusaha sejahterah maka karyawannya juga pasti sejahtera,” tambah Yusran.
Anggota Dewan Pakar Apindo Sulsel, Kwandi Jita mengatakan sebelum mewabahnya virus corona, kondisi perekonomian Indonesia cukup baik. “Indikatornya bisa dilihat dari membaiknya kurs rupiah terhadap dollar AS. Saat itu, dollar berkisar Rp13.000an. Tapi setelah ada virus corona, dollar mendekati Rp15.000,” ungkap Kwandi.
Wakil Ketua Apindo Sulsel, Riman S Duyo, menambahkan, dampak mewabahnya virus corona membawa pengaruh sangat besar. Terjadi penurunan transaksi di PT Pelindo IV sebesar 9 persen.
Baca Juga : Produk Binaan PPM PT Vale Hadir di Sentra UMKM Apindo Sulsel
“Tapi dampak yang paling besar adalah kebijakan pemerintah China untuk menghentikan impor batubara. AKibatnya, terjadi koreksi harga batubara sehingga makin menyulitkan para pengusaha,” tutur Direktur Operasi dan Komersial PT Pelindo IV ini.
Oleh karena itu, Wakil Ketua Apindo Sulsel, Yonggris berharap agar pemerintah memberi perhatian lebih dalam masalah ini. “Saat ini pemerintah telah memberikan stimulus yang baik bagi dunia usaha, utamanya di sektor keuangan dan perbankan. Meskpun begitu, pemerintah harus bisa memberikan rasa tenang dan aman agar masyarakat tidak menjadi panik,” kuncinya.
Rektor Unifa, Muliyadi Hamid menyampaikan, menghadapi situasi saat ini, perguruan tinggi berupaya untuk bisa menyiapkan ketersediaan tenaga kerja yang mumpuni bagi dunia usaha. Salah satu kebijakan kementerian pendidikan adalah memberikan kesempatan yang besar kepada para mahasiswa untuk bisa merasakan dunia kerja.
Baca Juga : Wali Kota Danny Pomanto Hadiri Peresmian Kantor Baru APINDO Sulsel
“Kebijakan kementerian pendidikan memberikan kesempatan pada mahasiswa merasakan suasana dunia kerja. Ini bisa menjadi peluang dunia usaha untuk memanfaatkan mahasiswa yang berencana magang ke perusahaan karena akan terjadi simbiosis mutualisme. Hanya kadang tidak ketemu standar kebutuhan perusahaan dengan kualifikasi mahasiswa yang dibutuhkan untuk tenaga kerja,” ungkapnya.
Editor: Hendra Wijaya
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar