SULSELSATU.com – Asmin Laura Hafid menjadi Bupati perempuan pertama yang memimpin Nunukan, daerah perbatasan Indonesia dan Negeri Jiran Malaysia.
Okezone pernah merilis kepala daerah cantik yang mempesona dan memiliki prestasi di Indonesia, Laura adalah salah satu dari ketujuh pemimpin perempuan tersebut.
1. Masa Kecil
Baca Juga : VIDEO: Pria Lansia di Bone Menolak Jenazah Disalatkan di Masjid Nurul Yaqin
Asmin Laura Hafid lahir di Tawau Malaysia pada 10 Agustus 1985, tepat 35 Tahun silam perempuan yang akrab dipanggil Laura ini berdarah Bugis Bone.
Tumbuh dari keluarga dengan sejuta pengalaman Politik dari sosok Ayahanda Abdul Hafid Ahmad yang juga dulunya mantan Bupati Nunukan dua Periode yakni 2001-2006 dan 2006-2010
Bapaknya merupakan sosok pembangunan Nunukan, dan lahir dari sosok Ibu yang bernama Rahma Leppa Hafid sekaligus Ketua DPRD Nunukan Periode 2019-2024.
Baca Juga : VIDEO: Kunjungan Kerja Presiden Jokowi di Bone, Disambut Antusias Warga
Masa kanak-kanak Asmin Laura Hafid sudah terbiasa hidup dengan kemandirian.
“Saya lebih banyak menghabiskan waktu dengan tante dan bersekolah, karena dulu orangtua saya disibukkan dengan usaha perdagangan tapi orang tua saya tetap memperhatikan saya, jadi sekarang hal apapun itu kalau memang saya bisa selesaikan sendiri saya akan selesaikan sendiri,” kata Laura melalui siaran pers ke media ini, Rabu (8/6/2020).
Laura menjajaki pendidikan di SD Negeri 044 Nunukan Barat pada tahun1991-1997, SMP Negeri 1 Nunukan 1997-2000, SMU Pembangunan Makassar 2000-2003, berlanjut ke Universitas Hasanuddin Makassar 2003-2007 Ilmu Ekonomi dan Universitas Mulawarman Samarinda 2010-2012 Pasca Sarjana Ekonomi.
Baca Juga : VIDEO: Aksi Dua Pemuda Berboncengan Lempar Kaca Mobil di Bone
2. Perjuangan Menjadi Bupati Nunukan
Perempuan yang memiliki hobi membaca dan memiliki dua anak ini, memulai karir politiknya dengan menjadi anggota DPRD Kalimantan Timur/Utara periode 2009-2014 berkat dorongan masyarakat melalui partai PBB sehingga ia mendapat suara tertinggi di Kaltara.
“Jika memang ada yang mengatakan semua itu hasil domplengan karena faktor orang tua, biarkanlah masyarakat yang menilai namun saya buktikan dengan aspirasi yang diperjuangkan,” katanya.
Baca Juga : Aliansi Mahasiswa Bone Desak Gubernur Copot Pj Bupati Bone
Mendapat berbagai dorongan dari masyarakat dan pihak keluarga untuk melanjutkan tongkat estafet sang bapak menjadi Bupati Nunukan, Laura mencalonkan diri namun gagal.
Tak banyak yang tahu, Laura sendirian bangkit dan memulai lagi, ia memiliki prinsip dalam politik bisa dibunuh berkali-berkali tapi bangkit seribu kali karena politik soal mental,
“Saya suka tantangan, namun Saya tidak suka yang terlalu dramatis, kita dilahirkan dengan nafas perjuangan entah dari mana asal usulnya, agamanya, ras atau etnis suku,” jelasnya.
Baca Juga : Bawaslu Sebut Pj Bupati Bone Tak Bersalah Pada Kasus Kampanye Caleg
Kegagalan empat tahun lalu dibayar tuntas dengan hasil kemenangan bersama dan terpilih menjadi Bupati Nunukan periode 2016-2021.
3. Laura Bupati Nunukan
Menjabat sebagai Kepala Daerah, Laura justru memberikan kesadaran dengan gerakan yang membangkitkan praktik politik berbasis keadilan gender.
Persepsi masyarakat bahwa perempuan adalah makhluk terpinggirkan yang tidak cocok dengan dunia politik mutlak harus diakhiri, Laura bahkan secara lantang membuktikan dengan membangun Nunukan dan sederet penghargaan baik nasional maupun lokal.
Laura bahkan mengatakan seluruh lenghargaan-penghargaan tersebut di dedikasikan untuk Kabupaten Nunukan.
“Biarkan ini menjadi bukti nyata di masyarakat, karena bagi saya membangun Nunukan dengan tindakan bukan ocehan pesimis,” ujarnya.
4. Deretan Penghargaan Laura
Laura pernah memecahkan Rekor Muri Pengibaran Bendera Terbanyak HUT RI yang ke 72, Rekor Muri Olahan Semangka dan Melon Terbanyak 2018, Juara 2 MTQ Tingkat Provinsi 2018,
LPPD Terbaik di Kaltara 2016, BKPSDM Kab. Nunukan Sebagai Pengelolaan Kepegawaian Terbaik Oleh BKN Kanreg VIII Banjarmasin 2018 dan 2019, BKPSDM Nunukan sebagai Penyelenggara Tes CAT terbaik dalam Seleksi CPNS Formasi Tahun 2019 se Wilayah Kantor Regional VIII Banjarmasin,
Ombudsman zona hijau, Penghargaan Sistim Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) B Kemenpan RB 2020, Swasti saba wistara oleh kemen KLHK 2018.
Penghargaan Sehat Swasti oleh Kementerian Kesehatan 2017 Kategori Wiwerda (Prilaku Sehat Masyarakat, Pemukiman, lingkungan dan Sistem Parawisata Sehat), Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Oleh BPK RI 2017
Opini Wajat Tanpa Pengecualian (WTP) Oleh BPK RI 2018, Penghargaan Daerah Peduli Hak Asasi Manusia Oleh Kementerian Hukum dan Ham 2017 dan masih banyak lagi.
Editor : Asrul
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar