OPINI: Aksi Peduli RAI Sebuah Eksistensi
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Direktur pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva menyebut pandemi Covid-19 menciptakan krisis ekonomi yang parah.
“Ini adalah masa paling gelap umat manusia, ancaman besar bagi seluruh dunia dan itu mengharuskan kita untuk berdiri tegak, bersatu dan melindungi warga negara kita yang paling rentan. Tidak pernah dalam sejarah kita menyaksikan ekonomi dunia terhenti,” kata Kristalina seperti yang dikutip dari CNBC.
Di sektor konsumsi rumah tangga terjadi ancaman kehilangan pendapatan masyarakat karena tidak dapat bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Terutama rumah tangga miskin dan rentan serta sektor informal.
Kondisi yang terus menerus pada akhirnya akan membuat sektor perbankan dan perusahaan pembiayaan berpotensi mengalami persoalan likuiditas. Sehingga menyebabkan depresiasi rupiah volatilitas pasar keuangan dan capital flight.
Relawan Akhirat Indonesia (RAI), sebagai bagian dari masyarakat sosial berupaya mengambil bagian dengan program Aksi Peduli, mencoba menganalisa dan mendudukkannya pada tatanan berpikir sederhana. Secara komprehensif bagaimana menunjukkan etika sosial yang tepat kepada sesama di tengah ancaman virus Corona yang menjangkiti Indonesia.
Masyarakat cenderung untuk memutuskan menjauh ketimbang menanyakan kabar atau sekadar menjunjukkan simpati, atau dengan menunjukkan bentuk kepedulian sekalipun kecil.
“Mungkin asumsi kami ini sifatnya spekulatif tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa ancaman virus Corona ini tidak hanya akan merenggut kesehatan seseorang tetapi juga merenggut rasa sosial kita terhadap sesama,” tulis pengurus RAI Makassar yang diterima redaksi Sulselsatu.com.
“Wabah Corona menjadi ketakutan kita bersama. Namun, jangan sampai wabah ini merenggut cara kita memanusiakan sesama,” ujarnya menambahkan.
Editor: Kink Kusuma Rein
Cek berita dan artikel yang lain di Google News