Logo Sulselsatu

Penangguran di Australia Tembus 6 Persen, 594 Ribu Pekerjaan Hilang Imbas Corona

Asrul
Asrul

Kamis, 14 Mei 2020 11:23

ilustrasi. (int)
ilustrasi. (int)

JAKARTA – Angka pengangguran di Australia membengkak seiring pandemi coronavirus disiase. Pemerintah telah melonggarkan pembatasan sosial untuk menghindari kemungkinan terburuk.

Biro Statistik Australia mencatat 594.300 pekerjaan hilang di April, atau merupakan rekor terbesar. Tingkat pengangguran naik menjadi 6,2%, tertinggi sejak September 2015. Angka ini lebih rendah dari perkiraan ekonom di level 8,3%.

“Ini merupakan hari yang berat buat Australia,” kata PM Australia Scott Morrison dikutip dari Reuters, Kamis (14/5/2020).

Baca Juga : Jadi Perusahaan Pembayar Pajak Terbesar, BRI Diapresiasi Oleh Negara

Pekan lalu, Reverse Bank of Australia (RBA) bahkan memberi ramalan yang lebih buruk lagi. Menurut RBA, tingkat pengangguran di Australia akan mencapai 10% dari total penduduk. Prediksi RBA diperkuat dengan catatan penurunan pertumbuhan ekonomi Australia yang menyusut sebesar 8% dari sebelumnya.

Untuk diketahui, Australia memang memberlakukan langkah-langkah pembatasan aktivitas sosial yang cukup ketat sejak Maret demi mengatasi pandemi tersebut. Mulai dari menutup perbatasannya atau lockdown untuk semua warga asing dan memerintah warganya untuk tetap tinggal di rumah kecuali untuk urusan penting.

Berbagai aktivitas bisnis ditutup terutama yang mendatangkan banyak orang seperti pub atau bar, pusat olahraga, perpustakaan dan bangunan umum lainnya seperti mal. Sedangkan kafe dan restoran dibatasi untuk layanan take-away saja.

Baca Juga : Pengumuman! Restrukturisasi Kredit Perbankan Penanganan Pandemi Covid-19 Berakhir

Langkah-langkah ini dianggap cukup efektif. Mengingat angka kasus COVID-19 di Australia memang masih berada jauh dari catatan kasus di Amerika Utara dan Eropa. Sejauh ini, jumlah kasus positif COVID-19 di Australia sekitar 7.000 kasus dan kasus meninggal dunia karena COVID-19 sebanyak 98 kasus.

New South Wales, negara bagian terpadat di Australia, bahkan hanya mencatat 4 kasus saja.

Pemerintah Australia kini tengah menyiapkan rencana bertahap untuk menghapus kebijakan lockdown tersebut dan membuka kembali aktivitas warga serta ekonomi di Negeri Kanguru itu. Rencananya kebijakan lockdown ini akan benar-benar dicabut pada Juli 2020 mendatang. Akan tetapi, implementasinya tetap diserahkan kepada masing-masing pimpinan negara bagian dan teritorial benua itu.

Baca Juga : VIDEO: Pertama di Makassar, Pameran Instalasi Lampu “Walking Through A Songline”

Pelonggaran pembatasan tersebut diyakini dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) Australia sebesar $ 9,4 miliar atau US$ 6,10 miliar setiap bulannya.

Editor: Hendra Wijaya

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Yuk berbagi informasi tentang Sulawesi Selatan dengan join di group whatsapp : Citizen Journalism Sulsel

 Youtube Sulselsatu

 Komentar

 Terbaru

Makassar25 November 2024 22:48
Seminar Kesehatan dan Donor Darah Meriahkan Peringatan Hari Guru di SIT Al Fatih
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al Fatih memperingati dan menyemarakkan Hari Guru dirangkaikan Hari Kesehatan Nasional de...
Politik25 November 2024 22:39
Bawaslu Diminta Kawal Wilayah dari Serangan Fajar
SULSELSATU.com, MAKASSAR — Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, menyoroti maraknya praktik politik uang atau serangan fajar menjelang Pem...
Metropolitan25 November 2024 22:36
Tok! APBD Makassar 2025 Capai Rp5,7 Triliun
SULSELSATU.com, MAKASSAR — Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar resmi menyepakati Anggaran ...
Hukum25 November 2024 21:36
12 Daerah Rawan di Sulsel Dapat Pengamanan Khusus untuk Pilkada 2024
SULSELSATU.com, MAKASSAR — Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) telah memetakan 12 daerah yang bakal menjadi perhatian khusus dalam proses pemungutan sua...