SULSELSATU.com, MAKASSAR – Halal bihalal tingkat Provinsi Sulsel dilakukan secara virtual, Selasa (26/5/2020).
Halal bihalal ini diikuti Gubernur Sulsel Prof Nurdin Abdullah dan Wakil Gubernur Andi Sudirman Sulaiman, Sekretaris Provinsi Sulsel Abdul Hayat Gani, jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP), Kepala Daerah se-Sulsel, hingga jajaran perbankan. Adapula Ketua Organisasi Keagamaan dan Kemasyarakatan.
Nurdin Abdullah menyampaikan, suasana halal bihalal secara virtual ini merupakan pengalaman pertama. Sebelumnya, ibadah Ramadhan pun dilakukan penuh keterbatasan, di mana kita tidak bisa melakukan itikaf di masjid dan segala keterbatasan lainnya.
Baca Juga : Bumi Karsa Raih Penghargaan K3 Nasional dari Kemnaker dan Kemenkes
“Namun demikian, kondisi ini tidak boleh melemahkan kita,” kata Nurdin Abdullah.
Di tengah pandemi Covid-19 ini, kepala daerah dituntut untuk inovatif. Dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel siap untuk memberikan support. Pemerintah harus membiasakan masyarakat untuk melakukan pola hidup yang baru. Tetap memakai masker, rajin cuci tangan dan menjaga jarak.
“Pandemi ini tentu membuat kita prihatin, karena terjadi peningkatan. Karena itu, kita harus saling menguatkan dan menopang. Bersinergi untuk melalui masa-masa sulit ini,” ujarnya.
Baca Juga : Serentak 40 Ribu Relawan Dozer Sulsel Door To Door Sosialiasi Andi Sudirman-Fatmawati dan Anti Golput
Di akhir sambutannya, Nurdin Abdullah menyampaikan, momentum Idul Fitri ini harus dimanfaatkan untuk saling memaafkan.
“Saya bersama keluarga besar menyampaikan mohon maaf lahir dan bathin. Semoga Allah meridhoi perjuangan kita dan pandemi Covid-19 ini segera berakhir,” ucapnya.
Sementara, Ustads H Usman Jasad dalam hikmah halal bihalal yang ia bawakan, menyampaikan pentingnya mengendalikan amarah.
Baca Juga : Tim Dozer Pasang 3.059 Spanduk Andalan Hati di Seluruh Desa se-Sulsel
“Salah satu sifat yang dimiliki setiap manusia adalah sifat marah. Ini manusiawi, tetapi harus dikendalikan. Perjuangan melawan amarah tentu tidak mudah, karena yang dilawan adalah diri sendiri,” tuturnya.
Ia membeberkan, kebiasaan marah memberikan efek buruk bagi diri sendiri. Pertama, dapat merusak kesehatan tubuh, di mana orang yang punya kebiasaan marah rentan terkena serangan jantung. Kedua, kebiasaan marah bisa merusak pergaulan.
“Jangan marah, balasannya adalah surga. Bukan hanya di akhirat, tapi di dunia,” ucapnya.
Baca Juga : Disebut Masuk Tim Pemenangan Paslon di Pilgub Sulsel, Ini Kata Nurdin Abdullah
Editor: Kink Kusuma Rein
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar