SULSELSATU.com, BARRU – Bupati Barru Suardi Saleh dan Wakil Bupati Nasruddin AM, menggelar shalat Jumat di masjid berbeda. Keduanya sengaja berpencar untuk memberi pengarahan dan imbauan kepada para jemaah, Jumat (29/5/2020).
Suardi Saleh di Masjid Agung di Barru, dan Nasruddin AM di masjid di Pekkae, Tanete Rilau. Ini merupakan salat Jumat pertama di kabupaten berjuluk “Kota Hibridah” itu semenjak pandemi Covid-19 selama lebih dua bulan. Sebelumnya, pemerintah bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) memilih meniadakan shalat Jumat di masjid demi keselamatan jamaah.
“Saya memahami kerinduan kita untuk salat berjemaah Jumat, karena selama sembilan pekan tertunda akibat penyebaran wabah corona,” kata Suardi Saleh di depan jamaah.
Baca Juga : Jelang Laga Bupati Cup 2023, Ini Daftar Club yang Resmi Terdaftar
Menurutnya, langkah bersama MUI yang tidak mengizinkan aktivitas ibadah shalat Jumat di masjid selama beberapa pekan, semata-mata demi kesehatan dan keselamatan kita semua. Tidak ada niat atau maksud tertentu, apalagi sampai ingin melarang umat menjalankan ibadahnya.
“Sungguh saya sangat memahami kerinduan kita. Namun demikian saya mohon maaf karena untuk kesehatan kita semuanya. Keselamatan kita semuanya, Pemerintah Daerah dengan sangat terpaksa meminta untuk memindahkan kegiatan keagamaan kita ke rumah sesuai anjuran pemerinah dan Majelis Ulama Indonesia sebelum kami menerbitkan surat edaran baru,” tambahnya.
Begitu pula, Suardi Saleh sangat memahami keinginan sebagian warga yang ingin melaksanakan salat Idul Fitri di masjid dan di tanah lapang. Namun saat itu, kondisinya tidak memungkinkan. Selain Barru masih zona merah sebelum lebaran, juga masih banyak Orang Tanpa Gejala (OTG) yang dipantau.
Baca Juga : Tehnical Meeting Bupati Cup 2023 Digelar, Ini Pesan Kadispora Barru
Sehingga mengurangi resiko penularan, Forkompimda Barru beserta MUI dan organisasi keagamaan, sepakat meniadakan salat Id di masjid dan tanah lapang. Melainkan menganjurkan dilaksanakan di rumah warga masing-masing.
“Karena penularan Covid-19 ini sangat mudah. Kita bayangkan, satu orang positif bisa menjangkiti 5 orang petugas kesehatan (di Barru). Tapi alhamdulillah, kemarin kita sudah jemput anak kita yang sempat terjangkit Corona (cluster Temboro). Santri ini sudah negatif atau tidak lagi terpapar corona,” tambahnya.
Dalam kesempatan ini, Suardi Saleh juga mengingatkan, kebijakan pemerintah membolehkan kembali aktivitas ibadah di masjid, bukan berarti Barru sudah aman dari corona. Olehnya itu, standar protokol kesehatan harus selalu dipatuhi. Seperti setiap saat memakai masker, maupun mencuci tangan.
Baca Juga : Dilalap Si Jago Merah, Aliansi Jurnalis Barru Bantu Kerabat Sesama Wartawan
Sementara itu, Khatib Jumat di Masjid Agung, Dr Abdul Hakim, mengajak umat untuk memaknai wabah ini sebagai ujian keihklasan dan keimanan kita. Begitupun menyampaikan apresiasi atas ikhtiar Pemerintah dalam menjaga kesehatan dan keselamatan masyarakat.
Berdasarkan pantauan, di salat Jumat yang dipimpin Imam Masjid Agung, Ustadz Husni Makki, secara khusus membaca doa qunut di rakaat kedua yang diaamiinkan oleh para jemaah.
Editor: Asrul
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar