Gonjang-ganjing Beringin Sulsel

Gonjang-ganjing Beringin Sulsel

SULSELSATU.com, MAKASSAR – Dinamika politik DPD I Partai Golkar Sulsel kian hari makin tinggi, hal itu bermula dari pencopotan beberapa Plt ketua DPD di tingkat kabupaten.

Sejumlah pihak menyebut, pencopotan sebanyak lima Plt ketua DPD II disinyalir berkaitan dengan dukungan dalam pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) yang akan digelar nanti.

Plt Ketua DPD I Golkar Sulsel Nurdin Halid diduga melakukan pencopotan tersebut, disinyalir sebagai memuluskan langkah adiknya yakni Kadir Halid untuk menduduki jabatan Ketua Golkar Sulsel.

Meski begitu, Nurdin Halid membantah telah meminta Plt Ketua DPD II Golkar Sulsel mendukung adiknya, Kadir Halid, di Musda Golkar Sulsel. Nurdin justru mengaku melarang adiknya maju ke musda Golkar.

“Nggak ada urusannya itu, bohong besar itu. Saya nggak pernah omong soal adik saya, justru saya larang (adik saya) maju. Itu pernyataan bohong besar karena saya tidak pernah mendorong adik saya maju,” ujar Nurdin Jumat (29/5/2020) lalu.

Namun, pernyataan Nurdin Halid dibantah oleh Hoist Bachtiar mantan Plt Golkar Kabupaten Gowa yang juga dicopot.

“Jika ada yang mengatakan kami bohong (NH sodorkan Kadir Halid), itu sangat salah. Kami tegaskan tidak ada yang bohong. Ada formulir surat dukungan diberikan kepada kami,” kata mantan Anggota DPRD Sulsel tiga periode itu.

“Yang saya ingat kalau tidak salah, kita (Ketua DPD II) diarahkan satu persatu masuk ruangan bertemu pak NH (Nurdin Halid). Ada dua agenda disitu, soal siapa yang akan diusung di Pilkada serta soal musda Golkar,” sambungnya.

Terkait Musda, lanjut Hoist, formulir dukungan rupanya bukan hanya kepada Kadir Halid. NH juga diduga menyiapkan formulir dukungan kepada anggota DPR RI yakni Hamka B Kady.

“Ada dua surat dukungan. Satu untuk Kadir Halid dan satunya lagi adalah Pak Hamka B Kady,” tuturnya.

“Sekali kami tidak bohong dan ada surat diberikan untuk diminta tandatangani. Jadi siapa yang bohong sebenarnya,” sambungnya lagi.

“Untuk yang di Jakarta hanya sekitar delapan Ketua DPD II yang kabarnya tandatangan. Kami yang dari Plt Ketua nanti 3 Maret bertemu di Kota Makassar terkait hal itu,” Hoist menambahkan.

Pada 3 Maret itu, ia bersama lima Plt Ketua DPD II barulah disodorkan formulir dukungan itu. Ketua Koordinator Bidang (Korbid) Kepartaian Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Golkar Sulsel Arfandy Idris sekaligus sebagai Plt Ketua DPD II Golkar Bantaeng yang membawa dukungan itu salah satu cafe di Jalan Bontolempangan, Makassar.

“Kami menolak untuk bertandatangan dengan alasan dan pertimbangan banyak hal,” jelasnya. Sebagaimana diketahui, dari enam Plt Ketua DPD II Golkar di Sulsel, hanya Arfandy Idris di Bantaeng terbilang aman.

Menurut Hoist, terkait pencalonan Kadir Halid misalkan dalam Musda tidak ada masalah. Kadir juga merupakan kader dari Partai Golkar.

“Yang tidak boleh dan salah apabila kami dipaksa untuk mendukungnya. Kenapa, kami juga punya pandangan lain yakni menginginkan figur yang lebih kapabel untuk Golkar lebih baik ke depan,” katanya.

Ia pun menceritakan awal mula dirinya diangkat sebagai Plt ketua DPD II Golkar Gowa. Hoist kala itu sebagai anggota DPRD Sulsel mengaku sedikit sulit salah satunya saat Pilgub lalu. Di mana, Plt Ketua DPD I Golkar Sulsel Nurdin Halid ikut juga mencalonkan.

“Suara di Gowa baru Pileg ini sangat turun drastis. Saat Pilgub lalu, kami sangat kesulitan karena tanggapan warga ke kami, cagub lainnya masih lebih bersih,” jelasnya.

Untuk diketahui, lima Plt ketua DPD II yang dicopot adalah Kabupaten Takalar (Fahruddin Rangga), Kabupaten Sinjai (A Iskandar Zulkarnain Latif), Kota Palopo (Armin Mustamin Toputiri), Kabupaten Gowa (Hoist Bachtiar) dan Kabupaten Luwu (Abd Majid Tahir).

Editor: Asrul

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Berita Terkait
Baca Juga