SULSELSATU.com, MAKASSAR – Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman jadi keynote speaker dalam webinar edukasi ekonomi syariah yang digelar Bank Indonesia (BI).
Webinar bertema “Peran Wakaf Produktif Dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat” itu diikuti sekitar 60 partisan via virtual. Peserta di antaranya mahasiswa Universitas Hasanuddin yang mendapatkan beasiswa dari Bank Indonesia.
Andi Sudirman yang juga sebagai Ketua Umum MES Sulsel menyampaikan, jika melihat fenomena saat ini, ekonomi syariah menjadi euforia. “Seperti pada sektor perbankan telah menerapkan ekonomi syariah,” ujar Sudirman.
Baca Juga : Rp98,65 Miliar Transaksi Ekspor UMKM Disepakati Selama AMBF x SSIF 2024
Terlebih lagi, kata dia, pangsa pasar di Indonesia yang notabene mayoritas penduduknya beragama Islam. Selain itu, potensi ekonomi syariah juga bisa dilihat pada industri perhotelan.
“Misalnya hotel-hotel di Makassar. Melihat potensi ekonomi syariah, maka melakukan sertifikasi halal di restoran mereka untuk jaminan produk dan kepuasan pelanggan,” katanya.
Sertifikasi label halal pada restoran, bukan hanya dilihat dalam pendekatan agama semata. “Akan tetapi lebih kepada dunia bisnis dalam pendekatan memberikan kepuasan kepada pelanggan,” katanya.
Baca Juga : AMBF x SSIF 2024 Hadirkan 30 Exhibitor dengan Target Total Transaksi Rp9,5 Triliun
Sudirman juga menyampaikan sedikit rekam jejaknya bekerja di perusahaan asing. Yang bisa menjadi edukasi kepada mahasiswa sebagai generasi milenial. “Harus menjaga tepat waktu, kepercayaan dan profesional,” imbuhnya.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulsel, Bambang Kusmiarso mengatakan, bahwa sistem ekonomi syariah merupakan sistem ekonomi yang menjunjung dorongan usaha dan transparansi.
“Berbagai negara telah menerapkan (ekonomi) syariah. Karena memberikan kemaslahatan, kemajuan, dan prinsip rahmatan lil alamin,” kata Bambang.
Baca Juga : Mitra Bukalapak dan BI Kolaborasi Tingkatkan Literasi Keuangan Digital Pelaku UMKM Sulsel
Saat ini, pengembangan wakaf bukan hanya berbentuk properti, namun juga dengan keuangan. “Terjadinya paradigma pengembang wakaf menjadi instrumen pengembangan ekonomi,” ujarnya.
Untuk Provinsi Sulawesi Selatan dengan kurang lebih 9 juta jiwa dengan mayoritas dari masyarakat muslim. “50 persen masyarakat Sulsel berwakaf dengan uang. Misalkan setiap orang wakaf Rp10 ribu maka dalam sebulan bisa mencapai Rp39 miliar atau setengah triliun pertahun,” bebernya.
Wakaf, kata dia, tengah dicanangkan sebagai roda penggerak perekonomian. “Harapan kami, memberikan pengetahuan dan pemahaman serta mempersiapkan sumber daya insani generasi milenial yang merupakan generasi penerus bangsa. Besar harapan kami dapat menjadi triggel percepatan pengembangan ekonomi syariah khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan,” pungkasnya.
Baca Juga : 100 Peserta dan 9 Desainer Meriahkan Tren Hijab x Road to AMBF 2024
Turut hadir dalam webinar Endang Kurnia Saputra selaku Kepala Grup Advisory dan pengembangan Ekonomi KPw BI Sulsel. Serta narasumber Imam Rulyawan sebagai Direktur Utama Dompet Dhuafa dan Irfan Sukarna sebagai Deputi Direktur Departemen Ekonomi dan keuangan Syariah Kantor Pusat Bank Indonesia.
Editor: Hendra Wijaya
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar