SULSELSATU.com, MAKASSAR – Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), HM Jusuf Kalla (JK) melakukan kunjungan ke Kota Makassar, Rabu 17 Juni 2020.
Tiba di Makassar, mantan Wakil Presiden itu mengunjungi Posko Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sulsel, di Balai M. Yusuf, Jalan Jenderal Sudirman.
Mengenakan rompi Gugus Tugas Covid-19, Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, menyambut kehadiran Jusuf Kalla yang didampingi Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah.
Baca Juga : Serentak 40 Ribu Relawan Dozer Sulsel Door To Door Sosialiasi Andi Sudirman-Fatmawati dan Anti Golput
“Mencegah lebih baik daripada mengobati,” ujar Jusuf Kalla dalam arahan awalnya.
Ia mengungkapkan, Covid-19 ini memiliki sifat yang kecepatannya luar biasa dan mematikan.
“Kecepatan menularnya luar biasa. Dalam waktu lima bulan, di dunia ada delapan juta positif dan yang meninggal ada 450 ribu. Di Indonesia, dalam waktu tiga bulan ada 40 ribu positif dan meninggal 2.200. Kecepatannya (menular) tinggi sekali,” beber JK.
Baca Juga : Tim Dozer Pasang 3.059 Spanduk Andalan Hati di Seluruh Desa se-Sulsel
Mengikuti pola kesehatan, maka bisa dilihat sebagai segitiga. Ada dua pilihannya untuk mengurangi penyebaran Covid-19. Kata JK, yakni hindari dan matikan.
“Ada dua cara, yakni melawannya dengan menghindari atau matikan virusnya,” pungkasnya.
Untuk menghindari, kata dia, dengan tinggal di rumah, pake masker, jaga jarak dan cuci tangan. Untuk mematikannya dengan cara menggunakan disinfektan.
Baca Juga : NasDem Pangkep Akui Andi Sudirman Buktikan Pembangunan yang Dirasakan Masyarakat
Di dunia, kata JK, kecepatan penularannya mencapai satu juta kasus Covid-19 dalam waktu 90 hari. Satu juta kedua dalam waktu 20 hari. Satu juta ketiga dalam waktu 16 hari.
“Mulai 2 Maret 2020, di Indonesia, kecepatan penularannya dalam 10 ribu kasus pertama dalam waktu 60 hari. 10 ribu kedua dalam 21 hari. 10 ribu ketiga dalam 17 hari. Hingga 10 ribu keempat dalam 10 hari,” urainya.
Olehnya itu, dibutuhkan kecepatan bertindak serta penyiapan rumah sakit dan tenaga kesehatan.
Baca Juga : Andi Sudirman Hadir Langsung di Aceh Beri Semangat Atlet Sulsel yang Berlaga di PON XXI
“Mari kita sama-sama untuk melawan musuh yang tidak kelihatan ini,” ajaknya.
“Dalam hal mengurangi dan menyelesaikan Covid-19 ini harus cepat dan tegas. Agar masyarakat menjaga diri, waspada menjaga lingkungan,” ungkapnya.
Tentunya, kata JK, Pemerintah bersama TNI-Polri harus intervensi dalam penyemprotan disinfektan untuk mematikan virus Corona ini.
Baca Juga : Dibangun di Era Sudirman Sulaiman, RS OJK Akan Diresmikan Presiden Jokowi
“Kita tidak ingin virus ini meluas. Mari kita bersama untuk memberikan edukasi ke masyarakat menjaga diri, pake masker, jaga jarak, cuci tangan untuk menghindari. Jangan anggap enteng masalah ini,” tegasnya.
“Harus kompak. Jangan mengurangi. Kita lebih lagi tingkatkan upaya pencegahan. Jangan mengadu nasib kita, tapi tentukan nasib kita dengan kerjasama,” pungkasnya.
Mendengar arahan Ketua Umum PMI ini, Wagub Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, turut menyampaikan pandangannya.
Ia pun mengapresiasi arahan dari tokoh Sulsel itu untuk menekan penyebaran Covid-19. Khususnya pada beberapa titik wilayah di Sulsel yang masih masuk dalam zona merah. Salah satunya di Kota Makassar.
Andi Sudirman meminta agar masyarakat khususnya di Sulsel yang masih tinggi penyebarannya, agar mempertegas ke masyarakat untuk disiplin dalam penggunaan masker.
“Bagaimana protokol kesehatan bisa dilakukan secara maksimal. Salah satu yang paling penting dengan pemberlakuan penggunaan masker,” ungkap Andi Sudirman.
“Penegasan Bapak Jusuf Kalla dalam pengendalian penyebaran Covid-19 secara bahu membahu, massif, tegas dan terukur, diperlukan guna mendapatkan hasil yang maksimal. Bantuan PMI Pusat untuk Sulsel berupa ribuan peralatan disinfektan dan lain-lain akan dihadirkan. Semoga kita akan segera bisa keluar dari cobaan wabah ini, Aamiiin,” imbuhnya.
Turut hadir Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel Abdul Hayat Gani, Pj Walikota Makassar Yusran Jusuf, Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Andi Sumangerukka, Wakapolda Sulsel Brigjen Pol Halim Pagarra.
Editor: Hendra Wijaya
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar